Stabilitas Nasional Bisa Terancam dari Medsos, Panglima TNI: Propaganda SARA Bebas Bertebaran

22 November 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi media sosial. / Tracy Le Blanc/pexels/tracyleblanc
PR CIREBON - Di tangah ramainya berbagai isu yang beredar dan menjadi perbincangan publik di berbagai media sosial, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto seluruh negara dunia perlu menciptakan aturan kehidupan di dunia maya.
 
Menurut jenderal bintang empat ini, dampak pengguna media sosial dan segala aktivitas dunia maya dapat secara instan mempengaruhi keutuhan sebuah negara.
 
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," ujar Hadi Tjahjanto, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News pada Minggu, 22 November 2020.
 
Baca Juga: Serangan Roket Menghantam Zona Hijau Ibu Kota Afghanistan, 8 Warga Sipil Dilaporkan Tewas
 
Hadi menuturkan, pengunaan dan jangkauan yang luas dari media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi atau pun perang psikologi. 
 
“Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," ujarnya.
 
Menurut Hadi, belakangan propaganda lewat sosial media pun masif terjadi di Tanah Air yang keseluruhannya sangat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
Salah satunya, lanjut dia, penyebaran berita bohong atau hoaks yang mendiskreditkan pemerintah, dengan sasaran utama masyarakat awam dan generasi muda agar terbakar emosinya.
 
Baca Juga: Netralitas Polisi dalam Pilkada Serentak 2020, Kapolri Terbitkan Surat Telegram sebagai Imbauan
 
Kemudian, provokasi dengan mengeksploitasi isu SARA seperti penistaan tokoh masyarakat, tokoh agama, perlakuan etnis tertentu, atau pun kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.
 
"Juga menyebarkan isu-isu sosial dan isu separatisme berbahasa Inggris untuk mencari simpati dan dukungan politik dari dunia internasional, seperti yang dilakukan Benny Wenda dan Veronica Koman," ujarnya.
 
Hadi menuturkan, kelompok separatis memanfaatkan sosial media untuk mempengaruhi opini dunia lewat propaganda. 
 
Mereka juga memanfaatkan panggung diplomasi internasional sebagai mandala alternatif demi mendapat dukungan.
 
Baca Juga: Langkah Tegas TNI-Polri Copot Baliho Bernada Provokatif dan Ilegal Demi Jaga Ketertiban
 
Hasilnya, stabilitas nasional akan terganggu dan akhirnya upaya pembangunan tidak akan berjalan lancar. 
 
Pemerintah dan rakyat hanya akan disibukkan dengan konflik-konflik sosial yang ada dan kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi tidak kondusif.
 
Oleh karena itu,menurut Hadi, TNI bersama kementerian/lembaga terkait, dan masyarakat harus bahu membahu memberdayakan potensi dunia maya dan potensi digital yang dimiliki untuk membendung dan menghadapi ancaman separatisme di dunia maya. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler