ITB Prediksi Tsunami 20 Meter di Pulau Selatan Jawa, BMKG Imbau agar Masyarakat Tidak Risau

26 September 2020, 08:05 WIB
ILUSTRASI tsunami.* /STEFAN KELLER/PIXABAY/

PR CIREBON - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar tidak cemas terkait potensi gempa kuat di zona megathrust yang berpotensi menyebabkan Tsunami 20 meter, berdasarkan pada riset Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, meski kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk, hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat mengenai gempa yang akan terjadi.

"Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami," kata Daryono dalam keterangan resmi, Jumat, 25 September 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Sempat Kabur dan Masuk DPO, Pelaku Pelecehan Seksual di Bandara Soetta Ditangkap di Sumatera Utara

Dalam ketidakpastian itu, kata Daryono, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

"Saya imbau hasil kajian ITB tidak menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Baginya, hasil kajian harus direspons dengan upaya mitigasi nyata," ucapnya.

Sebelumnya relis riset Institut Teknologi Bandung (ITB), di sepanjang Pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur berpotensi tsunami akibat pecahnya segmen-segmen megathrust jalur sepi gempa (seismic gap) di Samudera Indonesia secara bersamaan.

Baca Juga: Dokter Daerah Keluhkan Kekurangan Obat Covid-19, Luhut Mengaku Sudah Marahi Pejabat Menkes

Hasil riset menggunakan data gempa dari katalog BMKG dan katalog International Seismological Center (ISC) periode April 2009 sampai November 2018, menunjukkan adanya zona memanjang di antara pantai selatan Pulau Jawa dan Palung Jawa yang hanya memiliki sedikit aktivitas kegempaan.

Riset juga memanfaatkan data GPS dari 37 stasiun yang dipasang di Jawa Tengah dan Jawa Timur selama enam tahun terakhir.

Hasil pengolahan data digunakan sebagai model simulasi numerik tinggi tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi gempa besar.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler