Waspada! Kasus Cacar Monyet Melonjak, Kenali Penyebab dan Gejalanya

31 Oktober 2023, 12:45 WIB
Kemenkes menyiapkan 1.000 dosis dengan dua dosis vaksin per orang secara bertahap. Vaksin diberikan 1 orang 2 dosis, selang 4 minggu. /indonesia.go.id/IST

SABACIREBON - Penyakit cacar monyet atau monkeypox (mpox) menjadi sorotan nasional dengan peningkatan kasus yang terjadi. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat bahwa hingga 28 Oktober 2023, terdapat 17 kasus cacar monyet di DKI Jakarta, naik dari 15 kasus dalam tiga hari sebelumnya.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, menyebutkan bahwa setidaknya 14 dari kasus tersebut berstatus aktif dan semuanya bergejala ringan. Selain itu, mayoritas penularan cacar monyet disebabkan oleh kontak seksual.

Data Dinas Kesehatan DKI mencatat kasus cacar monyet telah menyebar di beberapa wilayah di Jakarta, termasuk Jatinegara, Mampang, Kebayoran Lama, Setiabudi, Grogol, dan Kembangan. Seluruh pasien terkonfirmasi adalah laki-laki usia produktif, dan beberapa di antaranya terinfeksi melalui kontak seksual.

Baca Juga: Indonesia Bangkit setelah Lewati 1.202 hari Masa Pandemi Covid 19

Pemerintah telah merespons situasi ini dengan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit cacar monyet. Ini termasuk pelacakan kontak erat, pemeriksaan laboratorium, isolasi dan perawatan pasien, serta vaksinasi bagi individu berisiko tinggi tertular. Vaksinasi menggunakan vaksin cacar air yang tersedia secara gratis.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah menerapkan pelaporan real-time melalui aplikasi New All Record (NAR) dan berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengawasi perkembangan situasi.

Proses vaksinasi juga telah dimulai, dengan prioritas diberikan kepada kelompok berisiko di Jakarta. Penderita cacar monyet sejauh ini sebagian besar adalah lelaki dengan orientasi seks sesama jenis. Vaksinasi dan upaya pencegahan merupakan langkah penting untuk mengatasi penyakit ini.

Baca Juga: Capaian Kinerja 2023 Presiden RI - Terus Bertumbuh & Melaju

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada monyet penelitian di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1958. Penyakit ini kemudian menular ke manusia pada tahun 1970 di Kongo dan Sudan. Penyakit cacar monyet menyebar melalui kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus.

Wabah cacar monyet telah muncul di beberapa negara Afrika dan bahkan di Amerika Serikat pada tahun 2003. Di Indonesia, kasus pertama cacar monyet dilaporkan pada Agustus 2022 di Jakarta.

Gejala cacar monyet mirip dengan penyakit lain, termasuk demam, batuk, pilek, ruam pada kulit, sakit kepala, dan kelemahan. Gejala awal ini seringkali mirip dengan flu atau cacar manusia. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini dan mencari perawatan medis jika mengalami gejala.

Baca Juga: Simak Selengkapnya 7 Arahan Presiden Jokowi untuk Para Penjabat Kepala Daerah

Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang menular melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi, serta kontak dengan cairan tubuh manusia atau hewan yang terinfeksi. Meskipun sebagian besar kasus melibatkan homoseksual, penyakit ini dapat menginfeksi siapa saja.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan upaya pengurangan risiko penularan ke kelompok rentan lainnya, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk mengatasi wabah cacar monyet dan melindungi kesehatan publik. Pendidikan dan kesadaran tentang risiko dan pencegahan cacar monyet harus ditingkatkan.

Baca Juga: Perjalanan Ketangguhan dan Kesuksesan Menuju Indonesia Maju

Pemerintah juga perlu memiliki kebijakan dan regulasi yang kuat terkait dengan perlindungan primata liar dan pengendalian penyakit ini. Kerja sama internasional juga penting untuk mengawasi dan mengendalikan penyebaran cacar monyet yang dapat melintasi batas negara.

Kesiapsiagaan dalam menghadapi wabah cacar monyet juga menjadi hal yang krusial, termasuk dalam aspek diagnostik, perawatan, dan pengendalian penyebaran. Mengingat cacar monyet dapat menular melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi, perlindungan terhadap primata liar dan ekosistem mereka juga harus menjadi prioritas.

Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menjinakkan wabah cacar monyet, mengurangi risiko penularan, dan melindungi kesehatan publik secara efektif.***

 

Editor: Otang Fharyana

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler