STAN Ditutup karena Isu Radikalisme, Sudirman Said: Jika Benar, ini akan Menjadi Skandal Bernegara

11 Juli 2020, 11:26 WIB
PKN STAN tidak membuka pendaftaran mahasiswa baru tahun 2020.* /Antara/

PR CIREBON - Penutupan sementara Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN menjadi perhatian banyak orang, termasuk Sudirman Said.

Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) periode 2014-2019, Sudirman Said menyayangkan penutupan sementara Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara).

Apalagi jika penutupan itu dikait-kaitkan dengan isu radikalisme. 

Baca Juga: Cari Alur Kematian Editor Yodi Prabowo Lewat Kerabat, Polisi akan Periksa Sejumlah Karyawan Metro TV

“Jika benar penutupan STAN karena isu radikalisme, ini akan jadi skandal bernegara. Sejarah akan mencatat kekeliruan pandangan dan kekeliruan langkah ini. Semoga Bu Menteri dan seluruh penentu kebijakan dalam urusan STAN ini sempat memikirkan dalam-dalam,” kata Sudirman Said dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Ketua Alumni STAN 2014-2016 tersebut mengungkapkan orang yang menuduh radikal harus belajar membedakan antara gairah beragama (kesalehan), usaha menjaga kelurusan hidup, dan pandangan radikal dalam politik.   

Ia menegaskan, yang memberi stempel radikal lebih banyak mereka yang memiliki cara pandang politik. Berbahaya jika cap radikal disematkan oleh orang yang tidak menjalankan agama dengan baik, apalagi oleh orang yang berbeda agama.   

Baca Juga: Sempat Khawatir Alami Kecelakaan Mobil, Khofifah Indar Parawansa: Alhamdulillah Saya Baik-Baik Saja

"Menjadi orang yang saleh, menjalankan agama dengan segala simbolnya, sesungguhnya sama dengan mengamalkan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalau rajin mengaji, rajin sembahyang, menampilkan simbol beragama disebut radikal, itu sama artinya dengan mengatakan yang mengamalkan Pancasila adalah radikal,” tegas Sudirman.   

Sudirman yang merupakan salah satu dosen di STAN, mahasiswa STAN banyak yang berafiliasi dengan masjid kampus, dan meneruskan kebiasaan di kantor ketika sudah bekerja.

Banyak di antaranya yang melakukan itu untuk menjaga integritas agar tidak larut dengan praktik korupsi dan suap menyuap. 

Baca Juga: Kematiannya Dipertanyakan, Meninggalnya 3 Pangeran Arab Saudi di Tengah Pandemi Diselimuti Misteri

Sudirman menerangkan bahwa di jaman seperti sekarang menjaga integritas memerlukan keteguhan sikap. Saat ini banyak sekali pihak yang dicap radikal karena berbicara tentang kebenaran, berbicara idealisme.

“KPK saja distempel radikal. Pertanyaanya, apakah negara mau melegitimasi tuduhan seperti itu. Padahal keteguhan menjaga prinsip itu dianjurkan oleh ajaran Pancasila,” tandas dia 

Sudirman berharap, moratorium belum menjadi keputusan final. Karena lulusan STAN terbukti diperlukan banyak Lembaga, baik pemerintahan maupun swasta. 

Selain itu STAN adalah simbol harapan bagi anak anak orang biasa yang ingin memperoleh pendidikan bermutu, dan masa depan yang lebih baik. Banyak sekali anak anak dari kalangan orang biasa bahkan keluarga yang amat miskin naik kelas secara bermartabat karena pendidikan di STAN.  

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Surat Perintah Kemenag Hapuskan Mapel PAI dan Bahasa Arab di Tahun 2020

“Dengan seleksi yang amat kompetitif dan proses pendidikan yang ketat, kampus ini menjadi penyeleksi talenta terbaik. Mereka menyebar di organisasi pemerintah yang mengurus keuangan negara. Impact-nya amat besar,” kata Ketua Dewan Penasihat Alumni STAN periode 2016-2019 ini.

Berdasarkan pandangannya, Sudirman menyayangkan jika karena alasan efisiensi anggaran harus menutup STAN. Pasalnya, investasi di pendidikan tidak akan pernah rugi.  

“Kita semua simpati dan prihatin dengan tekanan ekonomi akibat wabah Covid 19. Tetapi menurut saya memotong anggaran pendidikan tidak boleh menjadi pilihan,” ujarnya.

Sudirman menawarkan solusi relokasi lulusan STAN sebagai jalan keluar efesiensi yang diinginkan Kemenkeu. Banyak instansi. BUMN, Kementerian/Lembaga, BUMD, dan Pemerintah Daerah meminta pasokan SDM lulusan STAN.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler