Presiden Malioboro Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia, Begini Kisah Kedekatannya dengan Cak Nun

6 April 2021, 13:00 WIB
Begini kedekatan almarhum sastawan Presiden Malioboro, Umbu Landu Paranggi dengan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun.* /Foto: instagram.com/@kenduricinta/

PR CIREBON — Umbu Landu Paranggi, seorang sastrawan yang dikenal sebagai ‘Presiden Malioboro’, sang guru bagi sejumlah penyair tanah air, dikabarkan meninggal dunia.

Undu Landu Paranggi tutup usia di Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Bali, pada hari Selasa, 6 April 2021, pukul 03.55 WITA.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Duka kami, mengantarmu ke huma yang sejati. Bapak Umbu Landu Paranggi.

Baca Juga: Iran Berhasil Tangkap Mata-mata Israel, Belum Jelas Soal Keterlibatan Mossad

"Pada hari Selasa tanggal 6 April 2021 pukul 03.55 WITA di RS Bali Mandara. Maiyah Berduka!” tulis akun Instagram @santri_maiyahan.

Pada unggahan tersebut, terdapat foto Umbu Landu Paranggi bersama Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) di kediaman Umbu Landu Paranggi, di Bali—dalam keterangannya menunjukan foto diambil pada tahun 2017.

Dalam keterangan foto itu pula dituturkan perjalanan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) ketika dirinya berguru menuli puisi kepada Umbu Landu Paranggi.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun Tanpa sang Suami, Celine Evangelista Ungkap Harapan Rumah Tangga dengan Stefan William

“Pada akhir tahun 1969 ketika masih SMA, Cak Nun memulai proses kreatifnya dengan hidup ‘menggelandang’ di Malioboro, Yogyakarta selama lima tahun hingga 1975.

"Kala itu, Malioboro menjadi tempat bertemu para aktivis mahasiswa, sastrawan, dan seniman Yogyakarta.

"Malioboro menjadi salah satu poros dalam jalur Bulaksumur-Malioboro-Gampingan yang menandakan dialektika intelektual-sastra-seni rupa. Di Malioboro ini, Cak Nun bergabung dengan PSK (Persada Studi Klub).

Baca Juga: Nagita Slavina Menangis Lihat Kelahiran Anak Irwansyah dan Zaskia Sungkar, Terungkap Perannya Sebagai Sahabat

“PSK (Persada Studi Klub) sebuah ruang studi sastra bagi penyair muda Yogyakarta yang diasuh oleh Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius.

"Banyak yang mengatakan pertemuan dengan Umbu memberikan pengaruh dalam perjalanan hidup Cak Nun selanjutnya.

“PSK yang didirikan tahun 1969 dan aktif hingga 1977, telah melahirkan sejumlah sastrawan terkemuka Indonesia, di antaranya Teguh Ranusastra Asmara, Iman Budhi Santosa, Ragil Suwarna Pragolapati, Linus Suryadi AG, Korrie Layun Rampan, dan Cak Nun sendiri.

Baca Juga: Buka Suara Soal Pernyataannya Terhadap Isu Kesehatan Mental, Luna Maya: Kita Semua Hanyalah Manusia

“Keberadaan PSK tidak dapat dipisahkan dari Mingguan Pelopor Yogya. Kehidupan di PSK, di bawah asuhan Umbu, memang menuntut setiap penyair mudanya untuk berpacu setiap saat dengan ‘kehidupan puisi’.

Dan ketika di PSK, Cak Nun termasuk yang produktif menghasilkan karya sehingga di usia yang masih belia, belum genap 17 tahun, ia sudah mendapatkan legitimasi sebagai penyair dan disematkan sebagai penyair garda depan yang dimiliki Yogyakarta.

“Semasa di Malioboro ini, Cak Nun yang masih SMA sering bolos sekolah karena asyik dengan dunia sastra. Ia pernah membolos hampir 40 hari dalam satu semester.

Baca Juga: Jiwa Billy Syahputra Disebut Labil, Denny Darko: Memes Prameswari Hadir untuk Menyeimbangkannya

"Ini membuat ia mulai tidak disukai guru-gurunya, ditambah rambutnya gondrong yang dianggap melanggar peraturan sekolah.”

“Tapi ia mengatakan bahwa dirinya lebih suka mencari hal-hal yang belum diketahuinya namun tidak didapatkannya di sekolah.”

Demikian, itulah kisah yang menggambarkan kedekatan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) dengan mendiang Umbu Landu Paranggi dalam proses kreatifnya berpuisi.

Baca Juga: Tiongkok Laporkan Adanya Wabah Demam Babi Afrika di Xinjiang, Infeksi 33 Babi dan 6 Mati

Serta, mengisahkan jejak langkah Umbu Landu Paranggi hingga dikenal sebagai Presiden Malioboro, dan menjadi guru bagi sejumlah tokoh sastrawan di tanah air.

Meski kini Umbu Landu Paranggi telah tiada, akan tetapi karya-karya puisi dan juga segala rekam jejak kiprahnya dalam dunia sastra senantiasa abadi.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler