Tikus dan Babi Hutan Ganggu Laju Pertanian di Majalengka dan Indramayu

- 5 Desember 2022, 14:53 WIB
Tak sedikit lahan pertanian di berbagai daerah gagal memetik hasil maksimal akibtat gangguan hama Tikus./pikiran-rakyat.com
Tak sedikit lahan pertanian di berbagai daerah gagal memetik hasil maksimal akibtat gangguan hama Tikus./pikiran-rakyat.com /Karawangpost/Fuljo/

Baca Juga: Warga Pengungsi Akhirnya Setujui Tenda Sakinah

Opik, petani lainnya malah tidak menyemai padi untuk  menanami sawahnya seluas 300 bata (sekira 4.200 meter persegi).

Dia lebih memilih membeli ke petani lain yang mendapat informasi seseorang yang berjualan bibit padi.

Alasan dia tidak menyemai karena biaya yang dikeluarkan lebih besar jika dibanding membeli.

Selain itu, membeli bibit juga lebih minim risiko. Perhitungannya, menurut Opik, untuk menanami sawah seluas 300 bata, dibutuhkan tiga kantung bibit padi dengan harga setiap kantong sebesar Rp60.000.

Selain itu, butuh upah kerja dua hari sebesar Rp240.000, ditambah plastik untuk melingkari persemaian agar tidak diserang tikus.

Baca Juga: Pemda Cianjur Bantu Biaya Sewa Rumah Rp 500 Ribu Per KK. Layakkah?

Risiko lain yang tidak terduga adalah jika terjadi serangan tikus seperti sekarang, atau hujan terus menerus, maka persemaian akan terkena banjir, atau sebaliknya tidak ada hujan, maka persemaian kekurangan air.

“Kemarin saya sudah menghubungi penjual bibit, katanya setiap gulah (petak) dijual Rp100.000, yang saya butuhkan butuh 4 gulah,” ujar Opik.

Ada juga penjualan bibit, menurut dia, di Blok Leuweungbata, Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati.

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah