SABACIREBON - Acara silaturahmi dengan judul halal bihalal, mulai mewarnai suasana lebaran. Di hari pertama dan kedua lebaran, silaturahmi biasanya terjadi dalam lingkup keluarga kecil.
Acara halal bihalal biasa berlangsung hingga sebulan selepas lebaran.
Ada acara halal bihalal lingkungan RT TW, alumni sekolah, lingkungan kerja, komunitas.
Juga ada halal bihalal keluarga besar. Halal bihalal keluarga besar biasanya melibatkan satu keturunan hingga ke keturunan 4-5, bahkan 6. Anak, cucu, cicit dan seterusnya.
Baca Juga: Hore...! Libur Sekolah Ditambah 3 Hari Sampai 12 Mei 2022, Menghindari Kemacetan Arus Balik
Halal bihalal keluarga besar dimaksudkan untuk memperat ikatan kekeluargaan. Karena di tahap keturunan ke 4, 5 bahkan 6, jangankan merasa satu keluarga, kenal pun kadang tidak.
"Seharusnya, halal bihalal keluarga besar itu dimaksudkan pula untuk melestarikan nilai nilai mulia yang telah ditanamkan leluhur," kata KH Yayan Bunyamin.
Mubalig muda asal Tasikmalaya menyampaikan hal itu pada acara halal bihalal leluarga besar KHM Syatibi di Sumedang, Kamis 4 Mei 2022.
Almarhum KHM Syatibi yang biasa dipanggil dengan sebutan Mama Syatibi, merupakan salah seorang ulama Sumedang.
Mama Syatibi mulai mengajar keagaamaan di Sumedang, tahun 1926 hingga wafat pada 1987.
Mama Syatibi datang ke Sumedang atas permintaan Dalem Sumedang.
Salah satu cucu Mama Syatibi, DR Donny Ahmad Munir, kini menjadi Bupati Sumedang.
Baca Juga: Arus Balik ke Arah Jakarta Mulai Meningkat, Pagi Ini Ribuan Kendaraan Pemudik Padati Ruas Tol Japek
KH Yayan mengingatkan agar acara halal bihalal menjadi momen seluruh keluarga besar selalu berusaha membahagiakan orang tua yang sudah di alam barjah.
"Kebahagiaan orang tua yang sudah berada di alam barjah akan tergantung kelakuan anak keturunan yang masih hidup di dunia," tuturnya.
Bila kelakuan anak dan keturunannya baik, positif, soleh, orang tua nya pun akan bahagia. Sebaliknya, bila buruk kelakuannya, bersedih dan tersiksalah orang tuanya.***
| ReplyForward |