Miris, Petani di Indramayu, Baru Tanam Padinya Terendam Luapan Air Sungai, Kok Bisa

5 Februari 2024, 20:01 WIB
Miris, Petani di Indramayu, Baru Tanam Padinya Terendam Luapan Air Sungai, Kok Bisa /Selamet sc prmn/

SABACIREBON– Guyuran hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, membuat air sungai meluap hingga merendam padi baru tanam di sejumlah areal pesawahan di Indramayu.

Salah satunya seperti yang menimpa para petani di Blok Suketbaju, Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu.

Tanaman padi yang mereka tanam, semuanya terendam luapan air sungai yang meluap ke area pesawahan. Akibatnya padi rusak dan terancam gagal tumbuh.

Baca Juga: Pertamina Perbaiki Kerusakan Jalan Bekas Akses Ekplorasi di Indramayu

Para petani setempat mengeluhkan dan berharap agar instansi berwenang segera membangun pintu air untuk mengatasi banjir tersebut.

Ketua Kelompok Tani ‘Bina Tani’ Desa Plosokerep, Rusdani, mengatakan, areal tanaman padi yang terendam banjir luapan sungai saat ini ada sekitar sepuluh hektare.

Banjir disebutnya sudah terjadi sejak empat hari yang lalu. Namun hingga Senin 5 Februari 2024, genangan belum juga surut.

Baca Juga: Libur Panjang Pekan Ini Korlantas Polri Terapkan Contraflow di Tol Trans Jawa, Cek di Sini Jadwalnya

‘’Umur tanaman padinya baru sekitar 15 hari saja, dan sudah dilakukan pemupukan,’’ ujar Rusdani kepada Senin 5 Februari 2024.

Menurutnya, banjir yang terjadi membuat areal persawahan milik petani setempat layaknya sungai. Tanaman padi yang masih muda hanya terlihat pucuknya saja.

"Bahkan, ada yang tidak terlihat sama sekali akibat terendam banjir," sambungnya.

Baca Juga: Baku Tembak di Distrik Omukia Kabupaten Puncak, 3 Anggota KKB Pimpinan Jacky Murib Tewas

Rusdani mengatakan, banjir yang merendam areal persawahan di blok tersebut bukan disebabkan oleh hujan. Melainkan oleh luapan sungai yang melintasi areal sawah.

Rusdani mengatakan, areal persawahan di blok tersebut memang rawan banjir. Dia menyebutkan ada sekitar 50 hektare yang rawan terendam banjir.

Namun, jika banjirnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, maka air akan cepat surut.

Baca Juga: Bojan Hodak Masih Tidak Percaya, Persib Sudah Unggul 2-0 dari Persis Solo Malah Berakhir Imbang

‘’Kalau banjir yang sekarang ini, air yang dari sungai itu masuk ke sawah. Makanya air gak surut-surut, bahkan malah semakin meninggi,’’ kata Rusdani.

Jika air tidak segera surut, maka tanaman padi yang masih berusia muda bisa mati membusuk. Kondisi itu akan menimbulkan kerugian bagi petani.

Apalagi, mereka sudah mengeluarkan uang untuk melakukan pemupukan.

Baca Juga: Dijatuhi Sanksi oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Begini Jawaban Ketua KPU Hasyim Asyari

Untuk mengatasi banjir tersebut, Rusdani berharap agar instansi yang terkait segera memasang pintu air. Keberadaan pintu air itu dinilai sangat penting untuk mengendalikan air dari sungai yang masuk ke sawah.

‘’Jadi kalau ada pintunya, maka saat sungai meluap, airnya tidak masuk ke sawah. Begitupun kalau sawah sedang banjir, maka air bisa dialirkan ke sungai,’’ tutur Rusdani.

Rusdani berharap, permohonan para petani di desanya itu bisa segera direalisasikan. Pasalnya, produksi padi mereka turut mendukung pencapaian produksi pangan daerah.***

Editor: Andik Arsawijaya

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler