Keraton Pakungwati Asal Mula Keraton Kasepuhan, Puteri Cakrabuana Gugur Saat Kebakaran Masjid Sang Cipta Rasa

13 Juli 2022, 14:28 WIB
Keraton Pakungwati Asal Mula Keraton Kasepuhan, Puteri Cakrabuana Gugur Saat Kebakaran Masjid Sang Cipta Rasa/wordpress.com /

SABACIREBON-Keraton Kasepuhan Cirebon yang kini dikenal masyarakat, bukanlah bangunan keraton pertama di Cirebon.

Karena sebelum Keraton Kasepuhan dibangun, sebelumnya telah berdiri
Keraton Pakungwati atau yang dikenal juga Dalem Agung Pakungwati.

Keraton Pakungwati inilah yang menjadi cikal bakal Keraton Kasepuhan. Lokasi Keraton Pakungwati terletak di sebelah timur Keraton Kasepuhan saat ini.

Baca Juga: 14 Jemaah Haji Indonesia Wafat Saat Armuzna

Keraton Pakungwati dibangun oleh Pangeran Cakrabuana (putera Raja Pajajaran) pada tahun 1452. Waktunya hampir bersamaan dengan pembangunan Tajug Pejlagrahan yang berada di sebelah timurnya.

Pada tahun 1479 keraton ini diperluas dan dilebarkan. Luas situs keraton pertama di Cirebon ini sekitar 4.900 m2.

Bangunannya mempunyai tembok keliling sendiri, dan keadaan bangunannya sekarang tinggal reruntuhan saja.

Baca Juga: Jadon Sancho Berbahaya bagi Liverpool Sepanjang Permainan

Di sana terdapat sisa-sisa bangunan, gua buatan, sumur dan taman.

Pada abad ke-16 Sunan Gunung Jati mangkat, lalu digantikan oleh cicitnya yang bernama Pangeran Emas Zaenal Arifin dan bergelar Panembahan Pakungwati I.

Pada tahun 1529 beliau membangun keraton baru di sebelah barat daya keraton lama. Keraton baru ini juga dinamai Keraton Pakungwati, mengabadikan nama puteri Pangeran Cakrabuana.

Baca Juga: Lebih Dari 369 Kg Jeroan Sapi dan Domba Kurban Dimusnahkan

Ia merupakan buyut sultan yang gugur pada tahun 1549 ketika ikut memadamkan kobaran api yang membakar Mesjid Agung Sang Cipta Rasa.

Pada tahun 1969 Kesultanan Cirebon kemudian dibagi dua. Masing-masing menjadi Kesultanan Kanoman dan Kasepuhan.

Kesultanan Kanoman dipimpin oleh P. Kartawijaya dan bergelar Sultan Anom I, sementara Kesultanan Kasepuhan dipimpin oleh P. Martawijaya yang bergelar Sultan Sepuh I.

Baca Juga: Masih Terbuka Daftar untuk Fasda di Daerah 3T

Kedua sultan ini kakak beradik, dan masing-masing menempati keraton sendiri.

Kesultanan Kasepuhan dipimpin oleh P. Martawijaya yang bergelar Sultan Sepuh I. Kedua sultan ini kakak beradik, dan masing-masing menempati keraton sendiri.

Sultan Sepuh I menempati Keraton Pakungwati, yang kemudian berganti nama menjadi Keraton Kasepuhan.

Baca Juga: Bisa Terwujudkah Harapan Kota Bandung Tanpa Sampah?

Komplek Keraton Kasepuhan yang menghadap ke utara ini dikelilingi kuta kosod (susunan bata merah) setinggi + 2 m bertebal + 60 cm, dengan pintu keluar masuk di sebelah utara.

Pada masa lalu, ketika Kali Kriyan masih berfungsi sebagai prasarana tranportasi air, di sebelah selatan juga ada pintu keluar masuk, yang disebut Lawang Sanga.***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Kemendikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler