SABACIREBON-Konflik internal menjadi penyebab pecahnya Kesultanan Cirebon, hingga kemudian menjadi dua, yakni Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman pada tahun 1677.
Pecahnya Kesultanan Cirebon berawal dari adanya campur tangan Kesultanan Mataram dan Kesultanan Banten yang ingin menanamkan pengaruhnya dan menguasai daerah Cirebon.
Padahal sebelumnya Kesultanan Cirebon sempat berjaya beberapa waktu sebelum akhirnya pecah menjadi tiga.
Kekerabatan Kesultanan Cirebon dengan Kesultanan Mataram
Puteri Ratu Ayu Sakluh putri dari Pangeran Suwarga (Adipati Cirebon I), masih cicit dari Syarif Hidayatullah, dipersunting Sultan Agung Mataram.
Dari perkawinan tersebut, lahir Sunan Tegalwangi yaitu Amangkurat I. Sunan Tegalwangi berputera Amangkurat II yang kemudian menggantikan kedudukan ayahnya sebagai Penguasa Mataram.
Baca Juga: Jadwal Acara TV Trans 7 Rabu 13 Juli 2022: Enah Bikin Enak dan Bocah Petualang
Puteri Sunan Tegalwangi berjodoh dengan Panembahan Girilaya putra Pangeran Seda ing Gayam.
Dari puteri Mataram, Panembahan Girilaya berputra tiga, yaitu: Pangeran Mertawijaya alias Pangeran Samsudin, Pangeran Kertawijaya alias Pangeran Badridin, dan Pangeran Wangsakerta.