SABACIREBON-Kesultanan Cirebon pada awalnya hanyalah satu, yaitu kesultanan yang didirikan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Pangeran Cakrabuana, Putera Prabu Siliwangi.
Mencapai kejayaan pada masa dipimpin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), yang tak lain keponakannya sendiri, yakni putera dari Rara Santang adiknya.
Namun dalam perkembangannya karena penjajah Belanda, Kesultanan Cirebon terbagi menjadi tiga. Masing-masing Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan.
Baca Juga: Thibout Courtois, Sang Pahlawan Madrid, Melakukan Penyelamatan Maksimal Hingga Liverpool tak Berdaya
Namun dalam artikel ini, bukan mau membahas paska terbaginya Kesultanan Cirebon, tetap jauh pada saat awal-awal berdirinya hingga berkembang menjadi pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa bagian barat.
Mengutip dari kanal youtube @bujang gotri, pada tahun 1482 Masehi, kedudukan Pangeran Cakrabuana sebagai pemimpin Cirebon kemudian digantikan oleh keponakannya, putra dari Rara Santang yakni Syarif Hidayatullah atau kanjeng Sunan Gunung Jati.
Pangeran Cakrabuana menunjuk langsung Syarif Hidayatullah sebagai penguasa Cirebon, karena dianggap mampu membawa Cirebon menjadi kesultanan Islam yang kuat dan besar di wilayah jawa bagian barat.
Baca Juga: Polisi Bentrok dengan Suporter Liverpool Jelang Final Liga Champions
Pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati dalam membangun Cirebon, Pangeran Cakrabuana memilih untuk menjadi seorang penasihat atau sesepuh keraton, dan juga ia sebagai tokoh sentral kekuatan besar dibelakang perjuangan Kesultanan Cirebon.