Kecam Prancis, Masyarakat Cinta Rasulullah SAW Kota Bandung Gelar Aksi Damai

- 30 Oktober 2020, 15:56 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. /Instagram/@emmanuelmacron

PR CIREBON - Insiden karikatur nabi Muhammad yang dimuat Charlie Hebdo dan UU 'Separatisme Islam' yang diumumkan Presiden Perancis Emmanuel Macron menimbulkan respon dari Masyarakat Cinta Rasulullah SAW Kota Bandung Jawa Barat.

Mereka mengecam tindakan Prancis tersebut dengan menggelar demo di depan gedung Sate, Bandung. Mereka menganggap tindakan Prancis telah menghina Muhammad SAW dan Umat Muslim.

Aksi damai tersebut dihadiri oleh seratusan orang di depan Gedung Sate, Kota Bandung pada Jumat, 30 Oktober 2020 dengan membentangkan bendera atau panji hitam bertuliskan lafal Arab Laa Ilaha Ilallah.

Baca Juga: AS dan Tiongkok Perang Dingin, Isu Kebebasan Beragama Jadi Topik yang Menyeret GP Ansor PBNU

Koordinator aksi Ustaz Asep Sudrajat menyayangkan sikap dari Macron yang mengizinkan tabloid Charlie Hebdo yang menyebut nabi Muhammad SAW sebagai penyebab kekerasan di negara tersebut.

"Sebetulnya kita ingin mengingatkan kepada penguasa negeri ini yang mayoritas muslim, untuk mengambil sikap karena Prancis bukan sekali, tetapi beberapa kali. Kita ingin ada sikap, setidaknya penguasa negeri ini di level nasional dan Jabar bisa menunjukkan ketidaksukaanya, ini (bukti) keimanan yang minimal," kata Asep, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Tujuan dari aksi ini, dikatakan Asep, adalah untuk membuka mata kepada sesama kaum muslim lainnya, terkait realitas di lapangan. Asep juga mengatakan aksi ini untuk menunjukan bahwa umat islam punya marwah yang disegani orang non muslim.

Baca Juga: Penyakit Kambuhan Netralitas ASN, Berikut Alasan ASN Menjadi Amunisi Memenangkan Kontes Pilkada

"Banyak umat yang tidak mengetahui, tapi realitas ini tidak bisa kita pungkiri. Kita juga ingin mengedukasi umat, apa solusi yang fundamental dari persoalan ini, solusinya bahwa umat ini punya marwah yang disegani orang kafir, sehingga pelecahan tidak terulang kembali," ujarnya.

Tidak hanya itu, Asep juga mengajak umat Islam di Indonesia untuk memboikot produk-produk dari Prancis.

"(Boikot) itu juga bagian dari keimanan, jadi memang Umat Islam ini sekarang itu memang bersatu dalam satu ikatan, kita juga bisa melihat realitas Islam itu berangkat dari berbagai kalangan dan ormas, tapi memiliki kecintaan yang sama, ekspresinya yang berbeda-beda," ucap Asep.

Baca Juga: Megawati Pertanyakan Sumbangsih Milenial Terhadap Bangsa, Demokrat : Tidak Bijak

Aksi ini digelar bersamaan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad Saw. Adapun tuntutan dari aksi ini, selain mendesak pemerintah mengambil sikap terkait dugaan penghinaan, juga memberitahukan terkait realitas yang terjadi saat ini di lapangan.

"Ini adalah pembuktian keimanan, ada yang aksi, ada yang berbondong-bondong datang, ada juga kemudian yang memboikot di supermarket, rak-rak berisi barang dari Prancis itu kosong, itu juga ekspresi keimanan. Memang itu ekspresi tidak resmi, ekspresi resmi itu ditunjukkan oleh institusi resmi, kami belum lihat. Yang didemonstrasikan selama ini oleh kelompok dan ormas-ormas kami ingin ini semua, karena ini muslim semua," katanya.

Aksi ini hanya berlangsung kurang lebih dua jam, dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Setelah menyampaikan orasinya, massa membubarkan diri.

Baca Juga: Terkait Vaksin Covid-19, Wakil Ketua MPR Sebut Pemerintah Harus Gencar Sosialisasikan Urgensinya

Aksi ini juga digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker guna mencegah penularan Covid-19.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x