Dalam upaya memperluas pemasaran, Rozab yang memakai merek dagang HOOF juga seperti kebanyakan GenZ, menggunakan media sosial sebagai sarana utamanya. Untuk keperluan Live Tik Tok, misalnya ia rekrut 2 karyawan yang khusus menangani live Tik Tok setiap harinya.
Sebelum covid 19, dari live Tik Tok bisa menjaring 100 konsumen yang memesan jas rumahan itu. Saat Covid 19, semuanya bubar, penjahit tinggal 2. Ia mencoba bertahan dengan tetap memproduksi jas, sesuai pesanan, meski minim pesanan.
Namun tidak mudah untuk bertahan selama Covid 19, karena hampir semuanya tiarap. Kalau pun ada pesanan jas, tidak mudah mendapatkan kain bahan jas karena toko bahan pakaian juga pada tutup, termasuk Pasar Baru Kota Bandung yang menyediakan berbagai keperluan kain dan sejenisnya.
Baca Juga: Mendikbudristek Nadiem tentang Media Online, Mereka Anggap... Seolah Saya Mengerti..
Untuk memperoleh bahan jas guna memenuhi pesanan saat Covid 19, ia harus berjuang dengan membeli secara sebunyi. “Telepon dulu… trus janjian, diambil dimana bahan itu. Kaya beli narkoba saja,” tutur Rozab sambil tertawa, mengenang jaman serba salah. Dapat order bisa salah, tidak dapat order makin parah. (uyun achadiat) ***