Mengenaskan, PBB Catat 20.000 Orang Tewas di Laut Mediterania saat Menyeberang ke Eropa Sejak 2014

- 14 November 2020, 06:15 WIB
Perairan Mediterania
Perairan Mediterania //Google Maps

PR CIREBON - Berdasarkan data Organisasi Internasional untuk Migrasi (OMI) mengatakan dalam sebuah laporan Kamis, 12 November 2020 mengatakan bahwa setidaknya ada 20.000 orang yang berharap untuk mencapai pantai Eropa telah kehilangan nyawa mereka di Mediterania sejak 2014.

Menjadikan rute antara negara-negara Afrika Utara dan Eropa itu yang paling mematikan. Laut Mediterania adalah jalur yang disukai para migran dari Afrika, khususnya migran asal Libya, yang mencoba menyeberang ke Eropa melalui Italia dan Malta.

Pada tahun-tahun sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh diktator lama Moammar Gadhafi, Libya yang dilanda perang telah muncul sebagai titik transit yang dominan bagi para migran yang berharap untuk pergi ke Eropa dari Afrika dan Timur Tengah.

Baca Juga: Bansos Covid-19 Jelang Pilkada, KPK: Jangan Sampai Ada Kepentingan dari Kepala Daerah

Penyeberangan itu meningkat secara signifikan di musim panas dan musim gugur, dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari berbagai negara melakukan sejumlah operasi penyelamatan di laut.

Menurut badan migrasi PBB, lebih dari 900 orang telah tenggelam di Mediterania sepanjang tahun ini. Itu telah memperhatikan lonjakan baru-baru ini dalam jumlah keberangkatan dari pantai Libya, dengan lebih dari 780 kedatangan di Italia sejak awal Oktober.

Sementara itu, peristiwa kapal karam yang terjadi pada hari Kamis, 12 November, setidaknya 74 migran tenggelam setelah kapal tujuan Eropa mereka terbalik di lepas pantai Libya. Kapal itu membawa lebih dari 120 migran, termasuk wanita dan anak-anak, ketika terbalik di lepas pantai pelabuhan Libya al-Khums, kata IOM.

Baca Juga: Kritisi RUU Minol, Ketua Umum PGI Sebut Ini Kekanak-kanakan: Kapan Kita Mau Dewasa

"IOM menyatakan bahwa Libya bukan pelabuhan yang aman untuk kembali dan menegaskan kembali seruannya pada komunitas internasional dan Uni Eropa untuk mengambil tindakan segera dan konkret untuk mengakhiri siklus pemulangan dan eksploitasi," tambah pernyataan itu, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Sabah.

Dari pernyataan IOM, Lebih dari 11.000 migran telah dicegat dan dikembalikan ke Libya, di mana mereka menghadapi risiko pelanggaran hak asasi manusia dan penahanan.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x