Gerebek 3 Rumah, BP2MI Temukan 25 Calon Pekerja Migran Ilegal

- 18 Oktober 2020, 15:52 WIB
Kepala BP2MI Gerebek Langsung Penampungan Pekerja Migran ABK di Garut. (Sumber Foto: BP2MI)
Kepala BP2MI Gerebek Langsung Penampungan Pekerja Migran ABK di Garut. (Sumber Foto: BP2MI) /
PR CIREBON - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggerebek penampungan calon pekerja migran Indonesia yang diduga ilegal di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Sabtu malam, 17 Oktober 2020.
 
Penggerebekan dilakukan di tiga rumah yaitu di Perumahan Roro Cantik Plumbon, Desa Karangasem dan Perumahan Kejuden, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
 
Para calon pekerja migran yang ditampung di penampungan ilegal itu ditarik Rp40 juta sampai Rp50 juta untuk bisa berangkat ke negara tujuan.
 
 
"Calon pekerja migran rata-rata diminta Rp40 juta sampai Rp50 juta," kata Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.
 
Benny menjelaskan bahwa biaya yang ditetapkan untuk bekerja ke Taiwan tersebut telah melebihi ketentuan, yang seharusnya hanya berkisar Rp17 juta.
 
Menurut dia, para pekerja migran tersebut akan diberangkatkan ke dua negara, yaitu Polandia dan juga Taiwan.
 
Di sana para calon pekerja migran akan ditempatkan di perusahaan peternakan dan juga perusahaan elektronik.
 
 
 
BP2MI menemukan 25 calon pekerja migran dan mereka sudah berada di penampungan ilegal tersebut selama dua bulan dan bahkan ada yang satu tahun.
 
Salah satu calon pekerja migran asal Lampung Tengah, Frendi Irawan, mengaku sudah menyetorkan uang Rp50 juta untuk keberangkatannya ke Taiwan, namun sudah lebih dari satu tahun dirinya hanya bisa menunggu tanpa ada kejelasan.
 
"Kalau untuk proses kami mengeluarkan uang Rp50 juta, tapi sebenarnya saya sudah mengeluarkan uang hampir Rp70 juta," ujar Frendi.
 
Dia mengaku sudah mengikuti proses kurang lebih selama satu tahun, akan tetapi tidak pernah sekali pun mengikuti kursus bahasa dan di penampungan hanya makan dan tidur.
 
 
Menurutnya, dirinya akan diperkerjakan di pabrik sepeda di Taiwan, namun selang beberapa bulan katanya sudah tidak ada lowongan, setelah itu dipindahkan ke sektor sayuran, tapi habis lagi.
 
"Di sini saya hanya menunggu saja tanpa ada kejelasan dan PT yang akan menyalurkan ke Taiwan pun saya tidak tahu," ujarnya.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x