PR CIREBON – Dari mengumpulkan ratusan ribu Dolar untuk pengunjuk rasa Thailand hingga menginspirasi para pemuda yang bergabung dengan demonstrasi melalui tarian dan media sosial, penggemar K-pop telah muncul sebagai kekuatan politik yang kuat dalam gerakan anti-pemerintah di Thailand.
Awal tahun ini, penggemar K-pop di Amerika Serikat mengejutkan banyak orang dengan menggunakan kekuatan media sosial mereka untuk mengumpulkan dana bagi Black Lives Matter dan menyabotase kampanye pemilihan ulang Presiden Donald Trump.
Tetapi di Thailand, mereka telah menjadi bagian dari budaya anak muda untuk waktu yang lama, dan dukungan mereka terhadap gerakan protes mencerminkan rasa frustrasi dari generasi yang tidak senang dengan pemerintah yang menggunakan kekuatan negara untuk membungkam perbedaan pendapat.
Baca Juga: Serangan Dadakan Terjadi di Universitas Kabul Afghanistan, 19 Siswa Tewas dan 22 Orang Luka-luka
"Penggemar K-pop akan senang untuk hanya menyukai 'oppa' kami dan tidak peduli dengan hal lain, tetapi dengan keadaan negara kami seperti ini, kami sebagai warga negara harus menyerukan hal-hal yang lebih baik," kata Suphinchaya, 23, seorang penggemar K-Pop di Thailand, dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.
Chayanit Choedthammatorn, seorang peneliti studi Korea-Thailand, mengatakan bahwa profil penggemar K-Pop cocok dengan banyak pengunjuk rasa, karena mereka muda, kebanyakan perempuan dan paham media sosial.
"Meskipun mereka adalah penggemar K-pop, yang utama adalah mereka warga negara Thailand," katanya.
Baca Juga: Aksi Teror Terjadi di Wina Austria, 3 Orang Tewas dan 15 Lainnya Alami Luka-luka