ByteDance Putuskan Jual Aset TikTok AS, Tiongkok Kecam Keras dan Pilih untuk Tutup Perusahaan

- 13 September 2020, 20:05 WIB
Kolase Donald Trump (kiri) dan TikTok (kanan).*
Kolase Donald Trump (kiri) dan TikTok (kanan).* /Pikiran Rakyat

PR CIREBON – ByteDance, sebagai perusahaan yang memiliki TikTok, telah dalam pembicaraan untuk menjual bisnis TikTok Amerika Serikat (AS) kepada pembeli potensial, termasuk Microsoft dan Oracle sejak Presiden AS Donald Trump mengancam bulan lalu untuk melarang layanan tersebut jika tidak dijual.

Akan tetapi, dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Bussiness Insider, Beijing menentang penjualan paksa operasi TikTok di AS oleh ByteDance dan lebih memilih aplikasi tersebut ditutup.

Sementara itu, Trump memberi ByteDance tenggat waktu hingga pertengahan September untuk menyelesaikan kesepakatan.

Baca Juga: Kim Jong Un Bangun Rumah Sakit Elit, Anak-anak hingga Orang Tua Usia 75 Tahun Dipaksa Bekerja

“Para pejabat Tiongkok yakin penjualan paksa akan membuat ByteDance dan Tiongkok tampak lemah dalam menghadapi tekanan dari Washington,” kata seorang sumber anonim mengingat sensitivitas situasi.

ByteDance mengatakan dalam sebuah pernyataan, pemerintah Tiongkok tidak pernah menyarankan kepada mereka untuk menutup TikTok di Amerika Serikat atau di pasar lain mana pun.

Dua sumber mengatakan, Tiongkok bersedia menggunakan revisi yang dibuatnya di daftar ekspor teknologi pada 28 Agustus untuk menunda kesepakatan apa pun yang dicapai oleh ByteDance jika perlu.

Baca Juga: Anies Sebut Rumah Sakit Tak Mampu Tampung Pasien Covid-19, Airlangga Bantah Tegas: Sama Sekali Tidak

Kantor Informasi Dewan Negara Tiongkok serta Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim setelah jam kerja.

“Amerika Serikat menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan mereka harus berhenti menindas perusahaan asing,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, pada konferensi pers Jumat, 11 September 2020 waktu setempat.

Sementara itu, ByteDance masih dapat mendorong penjualan aset TikTok AS tanpa persetujuan dari Kementerian Perdagangan Tiongkok dengan menjualnya tanpa algoritma utama.

Baca Juga: Resmi! Anies Baswedan Beberkan Peraturan Selama PSBB Total, Kerumunan Maksimal 5 Orang

Pada bulan Agustus lalu, Trump mengeluarkan dua perintah eksekutif yang mengharuskan ByteDance untuk menjual aset TikTok AS atau menghadapi larangan di negara itu, tempat aplikasi tersebut sangat populer di kalangan remaja.

Pejabat AS mengkritik keamanan dan privasi aplikasi, menunjukkan bahwa data pengguna mungkin dibagikan dengan Beijing.

Namun, TikTok mengatakan tidak memenuhi permintaan apa pun untuk membagikan data pengguna dengan otoritas Tiongkok.

Baca Juga: PSBB Total Tuai Polemik Beda Pendapat, Fahri Hamzah: Wahai Para Menteri, Jangan Bantah Gubernur DKI

Beijing telah mengatakan dengan tegas menentang perintah eksekutif Trump dan pada 28 Agustus bergerak untuk memberikan suara dalam prosesnya, merevisi daftar teknologi yang memerlukan persetujuan pemerintah Tiongkok sebelum diekspor.

Regulator Tiongkok mengatakan aturan itu tidak ditargetkan pada perusahaan tertentu tetapi mereka menegaskan kembali hak mereka untuk menegakkannya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x