“Amerika Serikat menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan mereka harus berhenti menindas perusahaan asing,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, pada konferensi pers Jumat, 11 September 2020 waktu setempat.
Sementara itu, ByteDance masih dapat mendorong penjualan aset TikTok AS tanpa persetujuan dari Kementerian Perdagangan Tiongkok dengan menjualnya tanpa algoritma utama.
Baca Juga: Resmi! Anies Baswedan Beberkan Peraturan Selama PSBB Total, Kerumunan Maksimal 5 Orang
Pada bulan Agustus lalu, Trump mengeluarkan dua perintah eksekutif yang mengharuskan ByteDance untuk menjual aset TikTok AS atau menghadapi larangan di negara itu, tempat aplikasi tersebut sangat populer di kalangan remaja.
Pejabat AS mengkritik keamanan dan privasi aplikasi, menunjukkan bahwa data pengguna mungkin dibagikan dengan Beijing.
Namun, TikTok mengatakan tidak memenuhi permintaan apa pun untuk membagikan data pengguna dengan otoritas Tiongkok.
Baca Juga: PSBB Total Tuai Polemik Beda Pendapat, Fahri Hamzah: Wahai Para Menteri, Jangan Bantah Gubernur DKI
Beijing telah mengatakan dengan tegas menentang perintah eksekutif Trump dan pada 28 Agustus bergerak untuk memberikan suara dalam prosesnya, merevisi daftar teknologi yang memerlukan persetujuan pemerintah Tiongkok sebelum diekspor.
Regulator Tiongkok mengatakan aturan itu tidak ditargetkan pada perusahaan tertentu tetapi mereka menegaskan kembali hak mereka untuk menegakkannya.***