Twitter Kembali Labeli Tweet Trump sebagai Manipulasi Media, Kali Ini soal Balita Kulit Hitam-Putih

- 19 Juni 2020, 13:50 WIB
Twitter kembali menandai salah satu tweet Donald Trump.
Twitter kembali menandai salah satu tweet Donald Trump. /Twitter

PR CIREBON - Twitter Inc (TWTR.N) menambahkan label 'media yang dimanipulasi' pada video yang diposting di Twitter Presiden AS Donald Trump pada Kamis, 18 Juni 2020.

Langkah langka menambahkan label peringatan itu dilakukan Twitter setelah perusahaan tersebut memutuskan Trump telah melanggar kebijakannya tentang media yang dimanipulasi.

Video asli yang menjadi viral di media sosial pada 2019 itu menunjukkan seorang balita kulit hitam dan balita kulit putih berlari ke arah satu sama lain dan berpelukan.

Baca Juga: Soal Guyonan Tiga Polisi Jujur di Indonesia, Mabes Polri Pastikan Tak Akan Proses Hukum

Dalam versi yang dibagikan Trump, video itu telah diedit dengan musik yang tidak menyenangkan dengan tajuk CNN palsu yang mengatakan, "Balita yang ketakutan lari dari bayi rasis."

"Bayi rasis mungkin pemilih Trump," tajuk utama lain di layar berikutnya.

Video yang dicuit dengan lebih dari 7,7 juta views dan 125.000 retweet itu kemudian menampilkan video asli dan menyimpulkan: “Amerika bukan masalahnya. Berita palsu penyebabnya".

Baca Juga: Jelang Pemilihan Panglima TNI, Boni Hargens Ungkap 4 Kriteria yang Salah Satunya Sesuai Mimpi Jokowi

Video itu pun dilabeli Twitter sebagai media yang dimanipulasi.

"Kami dapat memberi label Tweet yang berisi media sintetis dan manipulasi untuk membantu orang memahami keasliannya dan untuk memberikan konteks tambahan," kata Twitter dalam penjelasan kebijakannya yang diposting di situs web resminya.

Twitter telah berada di bawah pengawasan ketat dari pemerintahan Trump sejak fakta memeriksa tweet Trump tentang klaim penipuan pemungutan suara lewat surat yang tidak berdasar.

Baca Juga: Bantaran Sungai Cimanuk Garut Bakal Disulap Jadi Ruang Terbuka Hijau

Ia juga menyebut tweet Trump tentang protes di Minneapolis sebagai "memuliakan kekerasan."

Presiden, yang telah memerangi Twitter dan perusahaan teknologi lainnya atas dugaan penyensoran suara konservatif di platform media sosial, mengatakan pada akhir Mei ia akan mengusulkan undang-undang untuk berpotensi membatalkan atau melemahkan undang-undang yang melindungi perusahaan internet, dalam upaya luar biasa untuk mengatur outlet di mana ia telah dikritik.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x