Cuitannya Dilabeli Cek Fakta, Trump Ancam akan Menutup Perusahaan Media Sosial

- 28 Mei 2020, 08:24 WIB
Presiden AS Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump. //Twitter/@thehill

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengambil langkah luar biasa dengan mengancam akan meregulasi secara ketat dan menutup platform media sosial.

Ancaman itu muncul setelah Twitter untuk pertama kalinya menambahkan tautan cek fakta ke dalam cuitannya, yang mendorong pembaca untuk memeriksa kebenaran lebih lanjut sebelum mempercayainya.

Dilansir dari BBC, pertempuran antara Trump dan perusahaan media sosial telah berlangsung sejak lama. Namun sekarang perang tersebut berlangsung sengit antara Trump dan Twitter menjelang pemilihan presiden AS yang akan digelar November.

Baca Juga: Pelaksanaan Ibadah Haji Semakin Mendekat, Pemerintah Arab Saudi Belum Ambil Keputusan

Trump menyebut dalam cuitannya bahwa Partai Republik merasa platform media sosial benar-benar membungkam suara konservatif dan akan mengatur ketat bahkan menutupnya.

"Twitter benar-benar mencekik kebebasan berbicara, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan hal itu terjadi," tulis Trump dalam Twitter miliknya.

"Siapa pun yang paling curang akan menang. Demikian juga media sosial. Bersihkan tindakanmu, sekarang!!!" tulis Trump.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Penjual Makanan Siap Saji di Cirebon Laris Manis

Keinginan Trump untuk menutup platform media sosial akan sangat sulit untuk Kongres meloloskan undang-undang tersebut.

Trump mengacu pada kebebasan berbicara. Namun sebagai perusahaan swasta, Twitter bebas untuk mengawasi platform-nya sesuai keinginannya.

Dilaporkan PikiranRakyat-Cirebon.com sebelumnya, untuk pertama kalinya pada Selasa Twitter melabeli cek fakta dalam cuitan Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Setelah Gajah 'Covid' Lahir di Taman Safari, Kini Orang Utan Bernama 'Fitri' Lahir Saat Lebaran

Hal itu dilakukan Twitter untuk memperingatkan para pembaca bahwa klaimnya tentang surat suara yang dikirim adalah palsu dan telah dibantah oleh para pemeriksa fakta.

Sejak dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat, Trump telah menggunakan Twitter untuk mengancam seorang pemimpin dunia dengan perang, memperkuat kesalahan informasi rasis oleh tokoh-tokoh kebencian Inggris, dan bau-baru ini tentang surat suara palsu.

Pemberitahuan tanda seru biru mendorong pembaca untuk 'mendapatkan fakta tentang surat suara' dan mengarahkan mereka ke halaman dengan artikel berita dan informasi dari pemeriksa fakta tentang klaim.

Baca Juga: Dinilai Efektif Cegah Keramaian, Rekayasa Lalu Lintas di Kota Cirebon akan Ditingkatkan

Setelah beberapa jam, Trump menuduh Twitter ikut campur dalam pemilihan umum presiden tahun 2020 dan mengancam bahwa ia tidak akan membiarkannya terjadi.

"Mereka mengatakan pernyataan saya di Surat Suara Masuk, yang akan mengarah pada korupsi besar-besaran dan penipuan, tidak benar, berdasarkan pemeriksaan fakta oleh berita palsu CNN dan Amazon Washington Post," tulis Trump dalam cuitannya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x