Usai Paskah, Amerika Serikat Sambut Ramadhan, Trump: Umat Muslim Lebih Tunduk Aturan

- 19 April 2020, 12:30 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara mengenai respon pemerintah terhadap pandemi virus corona (COVID-19) saat pengarahan harian satuan tugas COVID-19 di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Minggu (5/4/2020).***
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara mengenai respon pemerintah terhadap pandemi virus corona (COVID-19) saat pengarahan harian satuan tugas COVID-19 di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Minggu (5/4/2020).*** /REUTERS/

Masyarakat Islam Amerika Utara, bersama para pakar medis Muslim, telah mendesak penangguhan salat berjamaah, di antara pertemuan-pertemuan besar lainnya, seperti tabligh akbar.

Begitupun dengan orang-orang Yahudi Amerika Serikat, mereka juga dipaksa untuk mengubah gelaran paskah di Gereja menjadi virtual Paskah pada Rabu, 8 April hingga Kamis, 16 April 2020.

Baca Juga: Tes Antibodi akan Mulai Diluncurkan Mei 2020, Wujud Inggris Tangani Covid-19 di Dunia

Baca Juga: Aturan IMEI Resmi Berlaku, Ponsel yang Hilang Bisa Diblokir

Baca Juga: Saat Tenaga Medis Terdepan Hadapi Pandemi, Warga pun Bisa Bantu dengan Lawan Infodemik

Meskipun tindakan serupa diambil sebagian besar komunitas Kristen, namun seorang pendeta Virginia yang terus berkhotbah dengan menentang aturan tinggal di rumah meninggal seminggu yang lalu karena virus corona.

Sementara itu, para pendeta di dua gereja besar di Florida dan Louisiana telah ditangkap atas tuduhan pelanggaran ringan karena melanggar perintah tinggal di rumah.

"Iman Kristen diperlakukan jauh berbeda dari sebelumnya, dan saya pikir itu diperlakukan dengan sangat tidak adil," tegas Trump.***

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah