Komisioner pengungsi, Mahbub Alam Talukder mengatakan bahwa pembatasan gerakan terhadap pekerja bantuan telah diberlakukan.
"Hanya pasokan makanan darurat dan layanan medis yang dapat terus bekerja di kamp-kamp dengan mejaga kehatia-hatian," ujar Mahbub kepada AFP.
Baca Juga: Gelar Pertemuan dengan Ketua MUI se-Jabar, Ridwan Kamil Harapkan Fatwa Haram Mudik
Lanjut Mahbub, siapa pun yang memiliki sejarah perjalanan ke luar negeri baru-baru ini juga akan dicegah memasuki kamp-kamp sampai mereka menyelesaikan karantina.
Perlu diketahui, lebih dari 740.000 Rohingya melarikan diri dari tindakan brutal militer 2017 di seberang perbatasan di Myanmar dan bermukim kembali di kamp-kamp pengungsi Cox's Bazar yang kumuh, tempat sekitar 200.000 pengungsi sudah tinggal.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para aktivis telah menyatakan keprihatinan bahwa kamp-kamp tersebut telah menjadi hotspot untuk informasi yang salah tentang pandemi Covid-19 karena larangan internet yang diberlakukan September lalu.
Baca Juga: Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19, Warga Villa Pelangi Cirebon Gelar Karantina Lokal
Puluhan ribu orang Rohingya sempat terbangun di tengah malam untuk menjalankan salat malam, setelah desas-desus menyebar bahwa tindakan itu dapat menghentikan penyebaran virus.
Sedangkan Lembaga pemantauan hak asai, Amnesty International, telah memperingatkan bahwa informasi dasar yang akurat tentang penyakit ini gagal menjangkau banyak pengungsi di kamp Rohingya.
Komisaris pengungsi mengatakan kantornya telah meminta Dhaka untuk menghapus pembatasan internet, sehingga masyarakat dapat mengakses info penting tentang penyebaran virus corona dan langkah antisipasi agar tidak tertular.