Tak Sadar Terinfeksi Corona, Pria asal AS Tulari 15 Orang saat Hadiri Pemakaman dan Pesta

- 9 April 2020, 13:20 WIB
ILUSTRASI Pria Terinfeksi Corona di Jendela
ILUSTRASI Pria Terinfeksi Corona di Jendela /Pixabay/Geralt Foto

PIKIRAN RAKYAT- Amerika Serikat melaporkan fenomena super spreader atau penyebaran besar yang dilakukan oleh seorang pria AS kepada 15 orang yang ada di sekitarnya.

Diketahui, pria tersebut berasal dari Chicago dan tidak mengetahui bahwa dirinya tengah terapapar virus corona, ia mengaku hanya mengalami gejala ringan dan tidak menyadari bahwa itu karena Covid-19.

Baca Juga: Menkeu RI Sri Mulyani Sebut Glenn Fredly Sosok Membanggakan untuk Indonesia

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs AFP, pria yang di rahasiakan nama dan identitasnya itu, sempat menghadiri pesta besar dan pemakanan padat orang pada akhir Februari lalu sebelum AS terpapar corona dan berlakukan lockdown.

Berdasarkan keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), menyebut bahwa pria tersebut telah memicu rantai penularan corona terhadap 15 orang lainnya, dengan tiga diantaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Viral Poster Ajakan Berhenti Total Tiga Hari Se-Indonesia, Pemerintah Sebut itu Hoaks

Diketahui, pada saat itu, Kota Chicago belum memberlakukan lockdwon hingga 21 Maret, bersamaan dengan negara bagian AS lainnya. Namun CDC menyebut, kasus penularan super spreader ini menjadi pengingat guna menetapkan kebijakan lockdwon.

Meskipun dari kasus pria Chicago ini tidak diketahui dari mana asalnya ia terpapar Covid-19, namun diyakini secara tidak sadar dirinya memiliki virus yang menyerang alat pernapasan itu.

Baca Juga: Galau Putus Cinta? Simak 7 Hal yang Wajib Dihindari Supaya Tidak Gagal Move On

CDC dalam penjelasannya menyebut, pria Chicago ini, yang disebut sebagai 'pasien indeks', awalnya makan malam bersama dari satu piring dengan dua temannya, sebelum menghadiri pemakaman.

Selama makan bersama yang berlangsung 3 jam dan saat menghadiri pemakaman, selama 2 jam dan melibatkan makan bersama ala potluck mirip prasmanan, pasien indeks itu memeluk empat orang termasuk dua teman yang ditemui sebelumnya.

Kemudian setelah itu, tiga orang di antara mereka mengalami gejala virus Corona dalam waktu 2-6 hari. Salah satunya harus dirawat di rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia sekitar sebulan kemudian.

Baca Juga: Tak Usah Khawatir, Simak 12 Tips Belanja Aman dan Tetap Terhindar dari Virus Corona

Sedangkan dua orang lainnya menjalani rawat jalan dan berhasil sembuh. Namun diketahui, satu pasien yang akhirnya meninggal dunia sempat dijenguk oleh seorang anggota keluarganya selama dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).

Satu anggota keluarga itu ternyata sempat melakukan kontak dekat dengan si pasien indeks saat keduanya sama-sama menghadiri pemakaman.

Satu individu ini yang tidak memakai perlengkapan pelindung saat menjenguk kemudian mengalami gejala batuk-batuk dan demam kemungkinan besar karena gejala virus corona, namun berhasil sembuh.

Baca Juga: Kedapatan Makan Siang di Luar saat Lockdown, Menteri Komunikasi Afrika Tak Digaji 2 Bulan

Tak berselang lama, tiga hari usai menghadiri pemakaman, si pasien indeks menghadiri sebuah pesta ulang tahun yang juga diikuti 9 anggota keluarganya sendiri. Dalam pesta itu, si pasien indeks ini melakukan kontak dengan semua orang selama tiga jam.

Sehingga, tujuh orang di antaranya dinyatakan terinfeksi virus corona sekitar 3-7 hari usai pesta itu. Dan dua orang di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan membutuhkan ventilator. Sayangnya, keduanya meninggal dunia saat menjalani perawatan medis.

Baca Juga: Tak Usah Khawatir, Simak 12 Tips Belanja Aman dan Tetap Terhindar dari Virus Corona

Lebih lanjut, dua orang lainnya seorang anggota keluarga dan seorang tenaga medis yang sempat merawat salah satu pasien yang meninggal, sama-sama menunjukkan gejala-gejala virus corona.

Bahkan, satu orang di antaranya kemungkinan menularkan virus corona ke seorang kerabatnya, yang tidak menghadiri pesta ulang tahun itu.

Kisah super spreader ini berhasil menyoroti bertapa mudahnya virus corona menular dari satu individu ke individu lainnya.

Baca Juga: Kedapatan Makan Siang di Luar saat Lockdown, Menteri Komunikasi Afrika Tak Digaji 2 Bulan

Meskpiun sebenarnya para ilmuwan belum mengetahui secara pasti alur penularan yang sesungguhnya terjadi, sejauh ini menurut penelitian, droplet atau air liur adalah faktor penularan utama.

Dengan munculnya kasus baru tanpa gejala di Tiongkok, dapat membuat penyebaran virus semakin tidak terkendali.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x