PIKIRAN RAKYAT - Di tengah epidemi virus corona yang tak henti-hentinya mewabah, Amerika Serikat juga sedang disibukkan dengan pesta pemilihan Presiden di negaranya. Hal ini dibuktikan oleh aktivitas para elit politik belakangan ini, salah satunya Joe Biden.
Calon presiden Partai Demokrat tersebut, pada Minggu 22 Maret mengatakan ia mulai mencari calon wakil presiden (cawapres) dan akan berkonsultasi dengan mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sebelum memilih cawapres yang akan jadi pasangannya maju pada pemilihan presiden AS pada November tahun ini.
Cawapres yang akan mendampingi Biden disebut terdiri dari enam sampai tujuh kandidat, semuanya berjenis kelamin perempuan.
Dikatakan Biden, saat ini latar belakang seluruh kandidat masih diperiksa demi memastikan tidak ada skandal yang akan menghambat pencalonan presiden-wakil presiden.
"Saya harus segera mencari pasangan yang tepat, mungkin dalam beberapa minggu ini. Kemungkinan ada kelompok kandidat berisi enam sampai tujuh orang yang jadi pertimbangan," kata Biden memberi penjelasan seperti diberitakan Reuters.
Terkait pendampingnya yang berjenis kelamin perempuan, Biden mengatakan hal itu sudah menjadi syarat utama yang dipilihnya.
Namun, Biden menekankan perempuan yang akan jadi cawapresnya harus punya kesamaan visi terkait sejumlah kebijakan pada bidang layanan kesehatan masyarakat, pendidikan, dan politik luar negeri AS.