Meski Virus Corona Mewabah, Menteri Jepang Sebut Olimpiade Tokyo 2020 akan Berlangsung Sesuai Jadwal

- 6 Maret 2020, 08:49 WIB
JELANG pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020, panitia mulai kocar-kacir cemas akan gangguan yang mungkin terjadi akibat virus corona.*
JELANG pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020, panitia mulai kocar-kacir cemas akan gangguan yang mungkin terjadi akibat virus corona.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Kendati wabah virus corona semakin meluas ke beberapa wilayah baru di Jepang, Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto mengisyaratkan bahwa ajang olahraga musim panas akan tetap berlangsung sesuai jadwal, yakni pada Juli mendatang.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Hashimoto mengeluarkan pernyataan itu pada hari yang sama dimana Jepang melaporkan peningkatan terbanyak kasus baru COVID-19 dalam satu hari.

Worldometers melaporkan, pengidap terinfeksi di seluruh Jepang termasuk masyarakatnya di Diamond Princess, berjumlah 1.060 orang hingga Jumat pagi.

Baca Juga: Banyak Dicari Sejak Virus Corona Masuk Indonesia, Satgas Pangan Cek Ketersediaan 'Empon-empon' di Pasar Surabaya

Soal rencana jadwal Olimpiade, Menteri Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto menyebut, jadwal penyelenggaraan tidak berubah.

"Berdasarkan kenyataan bahwa IOC tidak pernah menyebut-nyebut soal pembatalan atau penundaan Olimpiade Tokyo dalam pertemuannya kemarin, saya memperkirakan tidak akan ada pemberitahuan pembatalan atau semacamnya," kata Hashimoto kepada parlemen.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan, melalui pernyataan bahwa pemerintah metropolitan sedang berkoordinasi dengan dengan IOC dan penyelenggara untuk memastikan Olimpiade berlangsung secara aman.

Baca Juga: Waspada Gatal pada Kulit Akibat Banjir, Simak Lima Bahan Alami untuk Mengatasinya

Sementara itu, beberapa warga Tokyo berpikir bahwa jadwal Olimpiade sebaiknya dibatalkan atau ditunda apalagi melihat jumlah kasus corona di Jepang mengalami penambahan kasus terinfeksi setiap harinya.

"Saya pikir Olimpiade harus dibatalkan dalam kasus ini, karena situasi yang sedang terjadi ini bisa dibilang berbahaya. 

"Saya merasa kasihan pada para atlet dan orang-orang yang telah mempersiapkan diri untuk Olimpiade, tetapi lebih penting untuk menyelamatkan nyawa mereka masing-masing," kata  Yufumi Tamaki yang berusia 77 tahun mengatakan kepada Reuters.

Baca Juga: Mudahkan Alur Pengaduan Masyarakat, Pemkab Bekasi Luncurkan Lima Layanan Berbasis Teknologi Informasi

Prefektur Shiga di Jepang barat melaporkan, pengidap virus pertama pada Kamis kemarin, sehari setelah pengumuman muncul soal kasus pertama di prefektur selatan, Miyazaki.

NHK juga melaporkan beberapa pasien baru COVID-19 di Kyoto, Sapporo dan Niigata.

Diminta keterangan secara terpisah terkait olimpiade mendatang, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, Jepang dan Tiongkok akan mengatur waktu yang lebih baik lagi untuk kunjungan sekaligus diskusi dengan Xi.

Baca Juga: Peredarannya Mulai Langka dan Mahal, Wali Kota Cirebon Intruksikan UMKM Buat Masker 

Kedua negara setuju untuk saat ini memusatkan perhatian pada upaya menangani virus corona.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x