PR CIREBON – Pejabat militer senior di Amerika Serikat (AS) menyalahkan runtuhnya pemerintah dan pasukan di Afghanistan dengan kesepakatan mantan Presiden Donald Trump bersama Taliban pada 2020.
Pada 2020 lalu, saat Donald Trump masih menjabat sebagai Presiden AS, ia dan Taliban menjanjikan penarikan penuh pasukan dari Afghanistan.
Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat, mengatakan bahwa saat pasukan AS hanya terdiri dari 2.500 orang sebagai upaya awal penarikan yang dijanjikan Donald Trump dan Taliban, hal itu terus memberikan efek.
Baca Juga: 10 Manfaat Belimbing untuk Kesehatan, Si Buah Bintang dari Iklim Tropis
“Penandatanganan perjanjian Doha memiliki efek yang sangat merusak pada pemerintah Afghanistan dan militernya, terutama secara psikologis, tetapi kami menetapkan tanggal pasti kapan kami akan pergi dan kapan bantuan berakhir,” kata McKenzie.
Dia merujuk pada perjanjian 29 Februari 2020 yang ditandatangani pemerintahan Trump dengan Taliban di Doha, Qatar.
Dalam perjanjian itu, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera, AS berjanji untuk menarik pasukan sepenuhnya pada Mei 2021 dan Taliban berkomitmen pada beberapa syarat, termasuk menghentikan serangan terhadap AS dan pasukan koalisi.
Tujuan yang dinyatakan dalam perjanjian itu adalah untuk mempromosikan negosiasi damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.