"Kami pikir itu ide yang buruk," kata Menteri Luar Negeri Yair Lapid pada konferensi pers terkait rencana AS itu.
"Yerusalem adalah ibu kota berdaulat Israel dan hanya Israel, dan oleh karena itu kami pikir itu bukan ide yang bagus.
"Kami tahu bahwa pemerintahan Joe Biden memiliki cara berbeda dalam melihat ini, tetapi karena itu terjadi di Israel, kami yakin mereka mendengarkan kami dengan sangat hati-hati," tambahnya.
Wasel Abu Youssef, seorang pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa penolakan Israel terhadap pembukaan konsulat memang sudah diduga.
Baca Juga: Sempat Terpapar Covid-19, Ayah Vicky Prasetyo Meninggal Dunia
"Mereka berusaha mempertahankan status quo dan memblokir solusi politik apa pun,” jelasnya.
Terkait pernyataan Menteri Luar Negeri Israel itu, juru bicara Kedutaan Besar AS ikut menanggapi.
"Seperti yang diumumkan Menteri Blinken pada bulan Mei, Amerika Serikat akan melanjutkan proses untuk membuka kembali konsulat kami di Yerusalem. Kami tidak memiliki informasi tambahan untuk dibagikan saat ini," ujarnya.
Baca Juga: Kode Redeem PUBG 2 September 2021: Segera Klaim Kodenya Sebelum Diambil Pemain Lain!