Thomas-Greenfield mengutip Krystsina Tsimanouskaya, seorang atlet Belarusia yang menolak pulang dari Olimpiade Tokyo dan mencari perlindungan di Polandia.
Duta besar AS untuk PBB itu juga menyebut rencana yang digagalkan oleh beberapa orang Iran untuk menculik seorang jurnalis New York dan aktivis hak yang kritis terhadap Iran.
"Ini hanya tindakan represi transnasional terbaru. Mereka harus menghadapi kecaman dari dunia dan dengan pertanggungjawaban penuh dan pasti," tutur Thomas-Greenfield dalam sebuah pernyataan.
Jaksa AS mengatakan bahwa mereka telah mendakwa dua warga negara Myanmar dalam sebuah rencana untuk menyerang duta besar negara itu untuk PBB, Kyaw Moe Tun.
Kyaw Moe Tun sendiri merupakan seorang pendukung keras gerakan demokrasi yang telah menolak perintah militer untuk mundur.
Baca Juga: Gagalkan Aksi Begal, Polisi Beri Penghargaan Pedagang Mainan Ini: Anak Muda yang Berjasa
Dalam dugaan konspirasi yang digagalkan oleh penyelidik AS, dua warga Myanmar itu berbicara tentang mempekerjakan pembunuh bayaran yang akan memaksa Kyaw Moe Tun untuk mengundurkan diri atau, jika dia menolak, akan dibunuh.
“Dua orang itu berkomplot untuk melukai atau membunuh duta besar Myanmar untuk PBB dalam serangan yang direncanakan terhadap seorang pejabat asing yang akan terjadi di tanah Amerika", kata Audrey Strauss, pengacara AS untuk distrik selatan New York.
Tersangka Phyo Hein Htut, 28, dan Ye Hein Zaw, 20, didakwa di pengadilan federal di Westchester dengan tuduhan di mana mereka dapat dijatuhi hukuman hingga lima tahun penjara.