PM Prayut Chan-o-cha Dituntut Mundur dalam Aksi Massa Warga Thailand Terkait Masalah Penanganan Covid-19

- 2 Agustus 2021, 11:30 WIB
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dituntut mundur dari jabatannya oleh rakyat Thailand yang diserukan dengan aksi massa turun ke jalan.
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dituntut mundur dari jabatannya oleh rakyat Thailand yang diserukan dengan aksi massa turun ke jalan. /Antara/Athit Pera

PR CIREBON — Pemerintahan Thailand terguncang, setelah terjadi aksi massa yang menuntut masalah penanganan Covid-19 di negara tersebut, hingga menuntut mundur Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.

Para pengunjuk rasa Thailand itu mengungkapkan seruan anti-pemerintah. Mereka turun ke jalan dengan mobil dan sepeda motor pada hari Minggu, 1 Agustus 2021.

Demonstran aksi massa tersebut menyatakan rasa ketidakpuasannya terhadap kebijakan penanganan pandemi Covid-19 dari PM Prayut Chan-o-cha.

Baca Juga: Kekacauan di Myanmar Belum Usai, Negara-negara ASEAN Didesak untuk Segera Tunjuk Utusan Khusus

Hal itu dipicu terjadinya lonjakan kasus penyebaran Covid-19 yang tingga, ketika negara itu berjuang dengan wabah terbesarnya hingga saat ini.

Dilansir PikiranRakyat.Cirebon.com dari Reuters, di Bangkok, para pengemudi mobil di jalanan tak henti-hentinya membunyikan klakson yang membuat bising suasana.

Dan, pengendara sepeda motor mengangkat tiga jari sebagai isyarat perlawanan yang terinspirasi oleh film "The Hunger Games".

Baca Juga: Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, Anthony Fauci Sebut AS Tidak Akan Berlakukan Lockdown, Begini Alasannya

Itu dilakukan oleh massa aksi yang menggunakan kendaraan dalam perjalanan menuju rute sepanjang 20 kilo meter dengan membentang dari Monumen Demokrasi di pusat ibu kota Thailand menuju Bandara Internasional Don Muang.

“Kami hampir tidak bisa mencari nafkah sekarang, semua anggota keluarga saya terkena dampaknya,” kata seorang pengunjuk rasa berusia 47 tahun yang berbicara dari mobilnya yang hanya memberikan nama depannya “Chai”, karena takut akan reaksi pemerintah.

“Pemerintah gagal menyediakan vaksin Covid-19 tepat waktu dan banyak dari kita yang belum memiliki vaksin,” katanya.

Baca Juga: 2 Harimau Sumatera yang Sembuh Setelah Positif Covid-19 Disorot Banyak Media Asing

“Jika kami tidak keluar, pemerintah akan mengabaikan kami begitu saja,” tandasnya.

Dilaporkan, aksi serupa juga terjadi di provinsi lainnya.

Berdasar catatan, negara Asia Tenggara ini, sebenarnya Thailand bertujuan untuk menginokulasi 50 juta orang pada akhir tahun 2021.

Baca Juga: Ilmuwan MIT Ciptakan Alat Diagnostik, Dapat Mendeteksi Kanker dalam Kandungan Urin

Akan tetapi sejauh ini, hanya 5,8 persen saja dari lebih dari 66 juta penduduknya yang divaksinasi penuh, sementara sekitar 21 persen telah menerima baru satu dosis.

Dari data hari Minggu, 1 Agustus 2021, Thailand melaporkan 18.027 infeksi baru positif Covid-19.

Dan, 133 kematian baru akibat Covid-19, sehingga total akumulasi kasus menjadi 615.314 dan 4.990 kematian.***

Editor: Aliyah Bajrie

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x