Bela Keputusannya untuk Mencampurkan Vaksin, Kepala Virologi Thailand: Kami Tidak Bisa Menunggu 12 Minggu

- 14 Juli 2021, 11:15 WIB
Ilustrasi  - Thailand membela keputusan mereka dalam mencampurkan dua jenis vaksin Covid-19, menyebut tidak bisa menunggu 12 minggu.
Ilustrasi - Thailand membela keputusan mereka dalam mencampurkan dua jenis vaksin Covid-19, menyebut tidak bisa menunggu 12 minggu. /Pixabay/Gred Altman

PR CIREBON – Thailand membela pencampuran dua vaksin Covid-19 yang berbeda yang dilakukan negara itu untuk memerangi lonjakan infeksi.

Pembelaan tersebut merupakan tanggapan Thailand usai ilmuwan top WHO memperingatkan tindakan pencampuran vaksin itu adalah ‘tren berbahaya’ yang tidak didukung oleh bukti.

Saat ini Thailand tengah berjuang untuk menahan wabah terbarunya yang dipicu oleh varian Delta yang sangat menular.

Baca Juga: Tanggapi Ocehan Bu Risma, Andi Arief Sebut Alam Bawah Sadar Bu Risma Rendahkan Papua

Akibat penyebaran varian Delta, kasus dan kematian akibat Covid-19 di Thailand menjadi meroket dan sistem perawatan kesehatan menipis.

Pihak berwenang negara itu mengatakan mereka mencampur dosis pertama suntikan Sinovac buatan Tiongkok dengan dosis kedua AstraZeneca.

Hal itu dilakukan untuk mencoba dan mencapai efek penguat dalam enam minggu, bukan 12.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta 14 Juli 2021: Libra Milikilah Keyakinan, Scorpio Butuh Perlindungan dari Stres

Kepala virologi Thailand, Yong Poovorawan, mengatakan tindakan itu akan dilakukan mungkin dengan menggabungkan vaksin virus yang tidak aktif, yakni Sinovac, dengan vaksin vektor virus seperti AstraZeneca.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x