PR CIREBON - Thailand telah melarang penyebaran 'pesan palsu' yang mempengaruhi keamanan pada Jumat, 30 Juli 2021.
Dikabarkan 'pesan palsu' yang beredar di Thailand itu menarik tuduhan dari kelompok media bahwa mereka mencoba menindak kritik atas penanganan pandemi corona.
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa penyebaran berita palsu telah menjadi masalah besar.
Baca Juga: Pertama Kali, Israel Setujui Vaksinasi Covid-19 pada Anak-anak Usia 5-11 Tahun yang Berisiko Tinggi
Hal ini dapat membuat bingung masyarakat dan merusak kemampuan pemerintah untuk mengelola pandemi.
Keputusan darurat yang mulai berlaku pada hari Jumat melarang penyebaran pesan palsu dan berita terdistorsi yang menyebabkan kepanikan.
Juga membuat kesalahpahaman atau kebingungan sehingga mempengaruhi keamanan negara.
Baca Juga: Joe Biden Berikan Uang Tunai untuk Masyarakat di AS, yang Telah Vaksinasi Covid-19
Termasuk juga dianggap menyalahgunakan hak orang lain, dan ketertiban atau moralitas yang baik dari rakyat.