Myanmar telah dikacaukan oleh tindakan keras mematikan terhadap protes, keruntuhan ekonomi dan eksodus pengungsi sejak kudeta.
Lonjakan infeksi virus Corona juga telah membanjiri sistem kesehatannya, memperburuk krisis kemanusiaan dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Ilmuwan MIT Ciptakan Alat Diagnostik, Dapat Mendeteksi Kanker dalam Kandungan Urin
Pencarian utusan khusus dimulai pada bulan April, ketika para pemimpin ASEAN menghasilkan konsensus lima poin untuk mengatasi gejolak di Myanmar.
Pejabat PBB dan AS dalam beberapa pekan terakhir mendesak ASEAN untuk mempercepat penunjukan utusan khusus tersebut.
Menteri Luar Negeri kedua Brunei, negara yang merupakan ketua ASEAN tahun ini, Erywan Yusof, mengatakan pada Jumat malam bahwa dia berharap keputusan akhir akan dibuat pada Senin hari ini.
Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini, Senin 2 Agustus 2021: RCTI, GTV, MNC TV, dan Indosiar
"Tanpa utusan yang memimpin, sangat sulit untuk mengatasi situasi di Myanmar,” katanya, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
ASEAN telah sangat terpecah belah mengenai utusan tersebut, dan telah membahas penunjukan lebih dari satu untuk memecahkan kebuntuan.
Empat sumber diplomatik regional mengatakan Erywan lebih disukai menjadi utusan dan dibantu oleh penasihat. Namun pertemuan pejabat senior ASEAN pada Kamis gagal mencapai kesepakatan.