Gelombang Panas Menjadi Pengingat yang Mematikan Bagi Dunia untuk Bertindak Atas Perubahan Iklim

- 4 Juli 2021, 05:45 WIB
 Ilustrasi. Ilmuwan iklim berpendapat bahwa tingkat gelombang panas yang ekstrem adalah bukti pemanasan global yang disebabkan oleh manusia.
Ilustrasi. Ilmuwan iklim berpendapat bahwa tingkat gelombang panas yang ekstrem adalah bukti pemanasan global yang disebabkan oleh manusia. /Unsplash/Juan José Zevallos

Rekor peningkatan suhu juga terjadi di Hong Kong dan di tempat lain di Tiongkok Selatan, kota ini mengalami musim semi terpanas dari Maret hingga Mei.

Kata-kata seperti "new normal" dan rekor semakin sering terdengar ketika cuaca sedang dibicarakan.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 di Indonesia per Hari Ini Pecahkan Rekor Semenjak Pandemi Berlangsung

Tapi sementara perubahan iklim secara luas dianggap sebagai ancaman terbesar dunia, tindakan yang tidak memadai oleh sebagian besar negara semakin memperburuk keadaan.

Target utama Kesepakatan Perubahan Iklim Paris 2015 adalah untuk memastikan kenaikan suhu abad ini tetap jauh di bawah 2 derajat di atas tingkat pra-industri.

Fenomena gelombang panas adalah pengingat bahwa dunia tidak bergerak cukup cepat.

Baca Juga: Daftar HET Obat-obatan yang Digunakan di Masa Pandemi Covid-19

Tiongkok bertujuan untuk menjadi netral karbon sebelum tahun 2060 dan merupakan pemimpin dunia dalam teknologi energi bersih seperti panel surya, turbin angin, dan kendaraan listrik.

Sebagai penghasil karbon dioksida global terbesar, banyak yang harus dilakukan Tiongkok untuk mencapai tujuannya.

Namun demikian, juga negara maju, seperti yang ditunjukkan ketika negara-negara G7 baru-baru ini gagal menyepakati batas waktu dalam mengakhiri penggunaan batu bara untuk listrik.***

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah