Tetapi Beijing menghadapi kritik eksternal atas tindakan kerasnya di Hong Kong dan perlakuan terhadap etnis minoritas di Xinjiang.
Dan berurusan dengan prospek demografis yang memburuk yang membahayakan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Baca Juga: 800 orang di Uganda Terima Suntikan Vaksin Covid-19 Palsu, Dua Perawat Berhasil Ditangkap
Sebuah survei terhadap 17 negara maju yang dirilis pada hari Rabu oleh Pew Research Center yang berbasis di AS menunjukkan bahwa pandangan tentang Tiongkok secara luas tetap negatif dan kepercayaan pada Xi Jinping mendekati posisi terendah dalam sejarah.
Pada hari Kamis, Xi Jinping mengatakan bahwa rakyat Tiongkok tidak akan pernah membiarkan kekuatan asing untuk menggertak, menindas, atau menundukkan mereka.
"Siapa pun yang berani mencoba melakukan itu, kepalanya akan dibenturkan dengan darah ke Tembok Besar baja yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar orang Tiongkok," katanya.
Baca Juga: Riset Baru: Wabah Kuno 'Black Death' Ditemukan dari Sisa-sisa Manusia Berusia 5000 Tahun
Pernyataan Xi Jinping ini memicu tepuk tangan dari 70.000 penonton yang diundang yang berkumpul di alun-alun besar di pusat kota Beijing.
Ungkapan itu menjadi topik trending teratas di Weibo seperti Twitter Tiongkok pada Kamis pagi.
Tang Renwu, seorang profesor manajemen publik di Beijing Normal University, mengatakan pembicaraan keras itu sebagai tanggapan atas upaya AS dan Barat untuk "menahan" dan "menekan" Tiongkok.***