PR CIREBON - Menurut sebuah studi baru, terdapat analisis genetik dari sisa-sisa manusia berusia 5000 tahun.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa strain kuno Y. pestis, kurang mematikan daripada bentuknya yang merusak Eropa abad pertengahan pada abad ke-14.
Sementara itu, tidak ada kurikulum sejarah lengkap yang menceritakan "Black Death" yang memusnahkan populasi besar di seluruh Eropa pada pertengahan 1300-an.
Baca Juga: Minta PSSI dan Polri Pertimbangkan Penundaan Liga 1 dan Liga 2, dr. Tirta: Puyeng Juga Ndan
Kemudian, wabah yang sering dianggap sebagai pandemi terburuk dalam sejarah manusia.
Pasalnya, wabah tersebut disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang dibawa oleh hewan pengerat kutu.
Sekarang, para ilmuwan telah menemukan bukti strain patogen yang jauh lebih tua di sisa-sisa pemburu-pengumpul berusia 5.000 tahun dari Latvia.
Baca Juga: Cerita Kades yang tolong Warganya Carikan Rumah Sakit di Bandung: Ini Darurat, Urusan Kemanusiaan
Menurut studi baru, analisis genetik dari sisa-sisa yang diberi nama 'RV 2039' mengungkapkan bahwa strain kuno Y. pestis ini kemungkinan kurang menular dan tidak mematikan seperti bentuknya yang merusak Eropa abad pertengahan.