Ia menduga perintah itu datang dari tekanan pemerintah Tiongkok terhadap Kazakhstan.
"Tapi itu hanya sebuah fakta. Orang-orang yang memberikan kesaksian berbicara tentang orang yang mereka cintai,” ujar Bilash, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Baca Juga: Simak Persyaratan Umum Menginstal Microsoft Windows 11, Bisakah Laptop atau PC Anda Menggunakannya?
Kanal Hak Asasi Manusia bernama Atajurt Kazakh itu telah mengunggah hampir 11.000 video di YouTube dengan total lebih dari 120 juta penayangan sejak 2017.
Ribuan di antara video tersebut menampilkan orang-orang yang berbicara di depan kamera tentang kerabat yang mereka katakan telah menghilang tanpa jejak di wilayah Xinjiang, Tiongkok.
Seperti diketahui, Xinjiang adalah wilayah di mana para ahli dan kelompok hak asasi manusia PBB memperkirakan setidaknya satu juta orang telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Epidemi Virus Corona Pernah Melanda 20.000 Tahun Lalu, Begini Dampaknya Bagi Dunia
Pada 15 Juni, kanal tersebut diblokir karena melanggar pedoman YouTube, setelah 12 videonya dilaporkan karena melanggar kebijakan perundungan siber dan pelecehan.
Administrator kanal itu telah mengajukan banding atas pemblokiran 12 video antara April dan Juni.
“Meskipun beberapa video berhasil diaktifkan kembali, YouTube tidak memberikan penjelasan mengapa video lain tidak boleh ditonton,” kata administrator kanal yang tidak disebutkan namanya itu.