Ekonomi dan Sistem Perbankan Lumpuh, Warga Myanmar Kini Kekurangan Makanan: Semuanya di Luar Kendali

- 28 Mei 2021, 15:30 WIB
Ilustrasi. Warga Myanmar kini kekurangan makanan akibat kudeta militer dan protes yang belum berhenti hingga saat ini.
Ilustrasi. Warga Myanmar kini kekurangan makanan akibat kudeta militer dan protes yang belum berhenti hingga saat ini. /Karen Teacher Working Group via REUTERS

Wanita berusia 33 tahun itu tidak bekerja, sedangkan suaminya terpaksa mengambil pekerjaan serabutan yang ditawarkan, termasuk menggali septic tank.

Di tempat lain, penjual makanan bernama Wah Wah, mengatakan bahwa kenaikan harga sejak kudeta berarti pelanggan tidak bisa lagi membeli sesuatu yang sederhana seperti semangkuk ikan kering.

Baca Juga: Bandingkan Amanda Manopo dan Putri Anne, Arya Saloka ke Sang Istri: Dia Nggak Aneh-aneh

"Saya tidak bisa menjualnya karena pelanggan tidak mampu membelinya, bahkan jika saya menjualnya dengan harga 500 kyat (sekitar Rp5.000) per mangkuk," katanya.

"Setiap orang harus mengeluarkan uang dengan hati-hati agar aman karena tidak ada yang punya pekerjaan. Kami hidup dalam ketakutan karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi," ia menambahkan.

Berbeda dengan ayah tiga anak bernama Win Naing Tun, yang mengatakan mereka yang sebelumnya mampu makan daging secara teratur terpaksa beralih ke ikan dan sayuran.

Baca Juga: Prediksi Shio Jumat, 28 Mei 2021: Peruntungan Shio Naga, Ular, Kuda, dan Kambing Butuh Gebrakan

“Dan mereka yang bertahan sekarang hanya mampu makan nasi putih dengan garam,” ungkapnya.

Kenaikan harga telah menghantam daerah terpencil, seperti di dekat perbatasan Tiongkok di negara bagian Kachin, di mana beras hampir 50 persen lebih mahal.

Biaya pengangkutan produk dari pertanian ke kota-kota juga melonjak setelah kenaikan harga bahan bakar diperkirakan 30 persen sejak kudeta.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x