PR CIREBON – Di tengah protes yang masih belum berujung di Myanmar, kini masyarakat setempat kekurangan makanan.
Kekurangan makanan itu disebabkan ekonomi dan sistem perbankan nasional di Myanmar telah lumpuh sejak perebutan kekuasaan militer yang mendorong pemimpin sipil Aung San Suu Kyi lengser pada Februari lalu.
Selain itu, mata pencaharian masyarakat Myanmar juga telah hilang setelah terjadinya pemogokan dan penutupan pabrik.
Begitu pun dengan harga bahan bakar yang melonjak, sementara mereka yang cukup beruntung memiliki tabungan bank, menghadapi antrian sepanjang hari untuk menarik uang tunai.
Program Pangan Dunia juga memperingatkan bahwa di Myanmar, negara yang pada biasanya mampu mengekspor beras, kacang-kacangan, dan buah-buahan, akan ada jutaan orang yang kelaparan dalam beberapa bulan mendatang.
Hal tersebut dialami seorang warga lokal, Aye Mar, yang tinggal bersama tujuh anaknya Yangon. Ia khawatir apakah makanan mereka, yang terdiri dari nasi dan sayuran, akan memuaskan rasa lapar mereka.
Baca Juga: Prediksi Shio Jumat, 28 Mei 2021: Gunakan Energi Positif Shio Monyet, Ayam Jago, Anjing, dan Babi
"Kami harus memberi makan anak-anak kami agar mereka tidak kelaparan," kata Aye Mar, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.