PR CIREBON – Kelompok aktivis Myanmar menyebutkan bahwa telah lebih dari 800 orang tewas oleh militer di negara tersebut sejak gelombang protes meletus di seluruh negeri.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak junta militer menggulingkan pemerintahan terpilih dari pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi dan menahannya bersama pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Militer Myanmar menanggapi protes oleh pendukung pro-demokrasi di kota-kota besar dan kecil dengan kekuatan mematikan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Sekeluarga Pergi ke Malang Naik Jet Pribadi, Raffi: Mudah-mudahan Kita Punya
Selain itu, terjadi pula peningkatan pertempuran antara tentara dan pemberontak etnis di daerah perbatasan dan pasukan milisi yang baru dibentuk.
Hingga Senin, 17 Mei 2021, 802 orang telah tewas dalam tindakan keras junta terhadap lawan-lawannya, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
"Ini adalah jumlah yang diverifikasi oleh AAPP, jumlah kematian sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi," kata kelompok itu dalam penjelasan hariannya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.
Laporan itu merinci enam kematian tambahan termasuk di kota-kota di negara bagian Chin dan di distrik kota utama Mandalay dan Yangon.