Kekurangan Kebutuhan Dasar dan Tak Ada Transportasi, Begini Kisah Warga Palestina di Pengungsian

- 18 Mei 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi - Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan udara oleh Israel di Jalur Gaza bercerita tentang kekurangan kebutuhan dasar.
Ilustrasi - Warga Palestina yang mengungsi akibat serangan udara oleh Israel di Jalur Gaza bercerita tentang kekurangan kebutuhan dasar. /Reuters/Mohamad Torokman

Keluarga tersebut melarikan diri dengan berjalan kaki, dan bergegas dalam kegelapan selama beberapa kilometer ke sekolah Gaza al-Jadeeda, salah satu dari sekian banyak sekolah yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

“Tidak ada mobil atau transportasi yang tersedia,” kata al-Arbeed, yang rumahnya terletak di daerah Shujaiyah di timur laut Gaza.

Baca Juga: Cara Membuat Iga Bakar Madu yang Gurih dan Lezat ala Chef Sisca Soewitomo

Bagi Umm Jamal al-Attar, ini bukan kali pertama dia dan keluarganya mengungsi. Dia mengatakan bahwa dia menghabiskan 40 hari berlindung di sebuah sekolah selama perang Gaza 2014.

Pada saat itu, Israel membunuh lebih dari 2.100 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil selama rentang 50 hari.

Umm Jamal, suami dan lima anaknya lari keluar dari rumah mereka di Atatra, di utara kota Beit Lahia, setelah rumah tetangga menjadi sasaran rudal Israel.

Baca Juga: Dampak Negatif Kekurangan Vitamin D yang Perlu Kamu Waspadai

Serangan itu menewaskan Lamya al-Attar dan ketiga anaknya, Amir, Islam dan Mohammed, yang tinggal di sebuah apartemen di lantai dua.

“Israel membombardir kami dengan rudal dan penembakan. Mereka juga menembakkan semacam gas,” kata Umm Jamal, seraya menambahkan bahwa dia belum bisa pulang ke rumah untuk mendapatkan pakaian atau makanan.

"Anak-anak kita perlu dialihkan perhatiannya dengan mainan atau apa pun yang akan mengalihkan pikiran mereka dari pemboman dan ketakutan yang mereka alami selama ini," katanya.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah