Infeksi Covid-19 India Capai 24 Juta Kasus saat Varian Tersebut Menyebar ke Penjuru Dunia

- 14 Mei 2021, 14:50 WIB
Relawan membawa jenazah seseorang yang meninggal akibat Covid-19, di tempat krematorium desa Giddenahalli di pinggiran Bengaluru, India, 13 Mei 2021.
Relawan membawa jenazah seseorang yang meninggal akibat Covid-19, di tempat krematorium desa Giddenahalli di pinggiran Bengaluru, India, 13 Mei 2021. /REUTERS/Samuel Rajkumar/

PR CIREBON - Jumlah infeksi Covid-19 yang tercatat di India naik melampaui 24 juta kasus pada Jumat, 14 Mei 2021.

Di lain sisi, ada sejumlah laporan mengenai mutan Covid-19 yang sangat mudah menular dari India, telah menyebar ke seluruh dunia.

Varian virus B.1.617 India telah ditemukan di delapan negara di Amerik, termasuk Kanada dan Amerika Serikat, kata Jairo Mendez yang merupakan seorang ahli penyakit menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Sempat Bertanya-tanya Soal Pesan Sang Suami Sebelum Meninggal. Istri Sapri Pantun: Dia Sudah Pesan Gitu

Orang yang terinfeksi oleh varian tersebut termasuk pelancong di Panama dan Argentina yang datang dari India atau Eropa.

Di Karibia, kasus varian India telah terdeteksi di Aruba, Dutch St Maarten, dan wilayah Guadeloupe milik Prancis. Strain mutan juga telah terdeteksi di Inggris, serta di Singapura.

"Varian ini memiliki kemampuan penularan yang lebih besar, tetapi sejauh ini kami belum menemukan konsekuensi jaminan apa pun. Satu-satunya kekhawatiran adalah mereka menyebar lebih cepat," ujar Mendez sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Baca Juga: 5 Hal Kebiasan Harian Buruk yang Dapat Pengaruhi Kesehatan Ginjal, Salah Satunya Konsumsi Banyak Garam

Di Inggris, jumlah total kasus yang dikonfirmasi dari varian Covid-19 India telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir menjadi 1.313 kasus.

"Kami cemas tentang varian itu.. itu telah menyebar," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang menambahkan bahwa akan ada pertemuan untuk membahas langkah yang harus dilakukan.

"Kami tidak mengesampingkan apa pun," ujar Johnson.

Baca Juga: Bacaan Niat dan Tata Cara Pelaksanaan Puasa Sunnah Syawal yang Dilaksanakan Selama Enam Hari

Menurut data kementerian kesehatan, India mencatat 4.000 kematian dan 343.144 kasus dalam 24 jam terakhir.

Itu adalah hari ketiga berturut-turut dari 4.000 kematian atau lebih, tetapi infeksi harian tetap di bawah puncak 414.188 minggu lalu.

Sementara jumlah total infeksi yang tercatat melebihi 24 juta kasus, jumlah orang yang dipastikan meninggal dunia karena Covid-19 mencapai 262.317 sejak pandemi pertama kali melanda India lebih dari setahun yang lalu.

Baca Juga: Syawal Ini Jadi Bulan Penting dalam Hidupmu? Maka Buat 8 Janji Ini dengan Pasanganmu Sebelum Menikah

Tetapi, para ahli mengatakan angka sebenarnya bisa lima hingga sepuluh kali lebih tinggi karena kurangnya pengujian di banyak tempat.

Profesor epidemiologi di Universitas Michigan, Bhramar Mukherjee, mengatakan sebagian besar model telah memperkirakan puncaknya infeksi Covid-19 di India terjadi minggu ini dan bahwa negara tersebut dapat melihat tanda-tanda tersebut.

Namun, jumlah kasus baru setiap hari cukup besar untuk membanjiri rumah sakit, katanya di Twitter pada 13 Mei 2021.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Jantung Menurut sang Ahli, Salah Satunya Tidur Cukup

"Kata kuncinya adalah optimisme, hati-hati,” ujar Mukherjee.

Diketahui, gelombang kedua infeksi meletus pada Februari diperparah dengan perlambatan vaksinasi, meskipun Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan bahwa vaksinasi akan terbuka untuk semua orang dewasa mulai 1 Mei.

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia tetapi persediaannya menipis karena permintaan yang sangat besar.

Baca Juga: Ketahui Ketentuan Waktu untuk Mengganti Utang Puasa Ramadhan Agar Tidak Keliru

Hingga Kamis, India telah memvaksinasi penuh lebih dari 38,2 juta orang, atau sekitar 2,8 persen dari total populasi sekitar 1,35 miliar jiwa, berdasarkan data pemerintah.

Lebih dari 2 miliar dosis vaksin Covid-19 kemungkinan akan tersedia di India antara Agustus hingga Desember tahun ini, kata penasihat utama pemerintah VK Paul, di tengah kritik bahwa pemerintah telah salah menangani rencana vaksinasi.

Dosis tersebut termasuk 750 juta vaksin AstraZeneca, serta 550 juta dosis Covaxin yang dibuat oleh Bharat Biotech.

"Kami sedang melalui fase keterbatasan pasokan. Seluruh dunia sedang melalui ini. Perlu waktu untuk keluar dari fase ini," kata Paul.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah