Selain itu, menyebarkan gambar penindasan mematikan junta terhadap sebagian besar protes yang dipimpin pemuda.
Pada Kamis malam, pengunjuk rasa menyebarkan seruan untuk "pemogokan bunga" di halte bus tempat para demonstran yang dibunuh oleh pasukan keamanan telah berangkat dalam perjalanan terakhir mereka.
"Kami akan meninggalkan bunga di halte bus besok... Itulah yang ingin saya sampaikan kepada kalian sebelum internet mati," tulis Khin Sadar, seorang pemimpin protes dalam postingannya di Facebook.
“Keesokan harinya, ada protes jalanan. Lakukan serangan gerilya sebanyak yang Anda bisa. Tolong ikut,"
“Mari kita dengarkan radio lagi. Mari saling menelepon juga,” sambungnya.
Baca Juga: Anti Bosan! Inilah Cara untuk Menjaga Hubungan Asmara Tetap Seru dan Awet
Bekas koloni Inggris itu berada dalam kekacauan selama dua bulan setelah penggulingan militer atas pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.
Hal inilah yang telah memicu kemarahan di kota-kota dan menyalakan kembali permusuhan antara angkatan bersenjata dan pemberontak etnis minoritas di beberapa daerah.
Tuduhan baru atas pelanggaran undang-undang rahasia resmi diajukan terhadap Aung San Suu Kyi.