Sarankan Beberapa Negara Masih Lakukan Vaksinasi AstraZeneca Usai Kasus Pembekuan Darah, Begini Kata WHO

- 15 Maret 2021, 19:10 WIB
Foto: Vaksin AstraZeneca/
Foto: Vaksin AstraZeneca/ /Rianti setyarini/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

 

PR CIREBON – Muncul kabar bahwa beberapa orang yang disuntikkan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, menyebabkan pembekuan.

Namun begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyarankan berbagai negara untuk terus menyuntik warganya dengan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.

WHO memberikan pernyataan itu pada hari 12 Maret lalu ketika beberapa negara mulai menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Setuju Presiden Menjabat Lebih dari Dua Periode, Arief Poyuono: Masyarakat Indonesia Sudah Terbiasa

Pasalnya, WHO hingga kini belum mengambil kesimpulan final terkait kasus pembekuan darah itu dan tengah menyelidikinya.

Mariangela Simao selaku asisten direktur jenderal WHO mendorong berbagai negara untuk terus melakukan vaksinasi karena pihaknya sedang menyelidiki kasus itu lebih lanjut.

Pernyataan Simao disampaikan setelah ada satu orang dari Denmark mengalami pembekuan darah setelah mendapatkan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan meninggal dunia.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta Episode 15 Maret 2021: Andin Mengaku Elsa Hamil Anak Roy?

Satu orang lain dari Austria meninggal akibat gangguan koagulasi parah setelah menerima suntikan vaksin tersebut, menurut otoritas negara setempat.

Namun, ahli mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan peningkatan risiko penggumpalan darah.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Insider, Dr. Catherine Schuster-Bruce melaporkan bahwa data sejauh ini menunjukkan risiko penggumpalan darah tidak lebih besar daripada orang pada umumnya.

Baca Juga: Penayangan Siaran Langsung Pernikahan Atta dan Aurel Diprotes, MNC Group: untuk Menjawab Kebutuhan Pemirsa

Para ahli juga mengatakan manfaat inokulasi terhadap Covid-19 (vaksinasi) masih lebih besar daripada risikonya.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya akan segera merilis rekomendasi baru jika ada temuan yang telah selesai diselidiki lebih lanjut.

Memperkuat pernyataan Tedros, Simao mengatakan rilis WHO akan diumumkan dalam waktu dekat ini.

Baca Juga: Datangi Kantor Polisi, Pria Setinggi 68 Cm di India Minta Dicarikan Jodoh dan Dinikahkan

Sementara itu, perusahaan AstraZeneca mengatakan pada minggu ini bahwa tidak ada bukti vaksin mereka dapat menyebabkan peningkatan risiko penggumpalan darah.

Badan Obat-obatan Eropa mengatakan pada 10 maret bahwa tidak ada indikasi vaksin AstraZeneca dapat menyebabkan ‘kejadian trombotik’ pada orang yang menerima suntikan.

Walaupun begitu, Badan tersebut mengatakan bahwa telah ada 30 kasus pembekuan darah yang dilaporkan dari hampir 5 juta orang yang telah divaksinasi.

Baca Juga: Kesal Ada Wacana Tiga Periode, Haikal Hassan: Sekalian Usulkan Pak Jokowi Presiden Seumur Hidup Saja

Diketahui, negara-negara seperti Denmark, Norwegia, Islandia, Bulgaria, Rumania, dan Thailand telah menghentikan semua penggunaan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.

Sementara Italia telah menangguhkan penggunaan vaksin batch ABV2856 setelah dua pria di Sisilia meninggal diduga setelah menerima dosis vaksin, menurut Reuters.

Vaksin Oxford-AstraZeneca saat ini diizinkan untuk digunakan di Inggris dan Uni Eropa.

Baca Juga: Banyak Lupa Ditanya Kenangan Masa Kecil, Maia Estianty: Gue Hapus Semua Masa Lalu, Tak Mau Lihat ke Belakang

Di AS, AstraZeneca belum mengajukan permohonan untuk persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Namun, keputusan akan diambil dalam beberapa minggu mendatang setelah menyelesaikan uji klinis fase 3.

Pada bulan Februari, panel ahli WHO merekomendasikan penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca pada orang berusia 18 tahun ke atas dan di mana varian Covid-19 diremui.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x