PR CIREBON – Mantan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono, cenderung setuju dengan wacana perubahan masa jabatan Presiden menjadi tiga periode atau bahkan lebih.
Menurut sejarah, Arief Poyuono meyakini bahwa masyarakat Indonesia terbiasa jika dipimpin presiden dengan masa jabatan lebih dari dua periode.
“Base on sejarah masyarakat Indonesia itu sudah terbiasa dipimpin oleh presiden dengan masa jabatan lebih dari dua periode.,” ujar Arief Poyuono, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter @bumnbersatu pada Senin, 15 Maret 2021.
Arief Poyuono setuju dengan wacana lebih dari dua periode apabila ‘sang raja’ atau presiden tidak menyusahkan rakyatnya sehingga mereka ingin dipimpin oleh presiden yang sama lagi kedepannya.
“Mirip sistem monarki. Sepanjang sang Raja dan keluarganya tidak membuat rakyat susah maka rakyat tidak akan berontak dan ingin raja,” ungkapnya.
Menilik catatan sejarah pula, Arief Poyuono melihat sisi positif jika presiden menjabat lebih dari dua periode, yakni utang yang tidak menumpuk.
“Catat sejak era demokratisasi dan jabatan presiden dua periode itu, jumlah utang Indonesia makin numpuk dibandingkan dengan era Soekarno dan Soeharto lho. Dan tidak sebanding dengan kemajuan masyarakatnya,” tukasnya.