Situasi Myanmar Makin Tidak Terkendali, Tujuh Orang Tewas dalam Unjuk Rasa

- 1 Maret 2021, 07:20 WIB
Sebanyak tujuh orang dilaporkan tewas dalam aksi unjuk rasa lanjutan menentang kudeta militer Myanmar pada Minggu, 28 Februari 2021.*
Sebanyak tujuh orang dilaporkan tewas dalam aksi unjuk rasa lanjutan menentang kudeta militer Myanmar pada Minggu, 28 Februari 2021.* /REUTERS/Stringer

PR CIREBON - Polisi Myanmar menembaki pengunjuk rasa di hari paling berdarah dalam beberapa minggu demonstrasi menentang kudeta militer pada Minggu, 28 Februari 2021.

Dikabarkan bahwa sedikitnya tujuh orang telah tewas dan beberapa dari mereka terluka dalam unjuk rasa kudeta di Myanmar tersebut.

Myanmar berada dalam kekacauan dan gaungan kudeta, sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih, Aung Sun Suu Kyi.

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Perbolehkan Vaksin Covid-19 Gotong Royong Secara Mandiri, Berikut Persyaratannya

Mereka juga menahan sebagian besar pimpinan partainya pada 1 Februari.

Militer menuding adanya kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partainya secara telak.

Kudeta, yang menghentikan langkah tentatif menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer, telah menarik ratusan ribu orang ke jalan dan kecaman dari negara-negara Barat.

Baca Juga: Polisi Myanmar Atasi Aksi Protes Warga dengan Kekerasan, Beberapa Orang Dikabarkan Tewas

“Myanmar seperti medan perang,” kata kardinal Katolik pertama di negara mayoritas Buddha itu, Charles Maung Bo, di Twitter, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Polisi keluar lebih awal dan melepaskan tembakan di berbagai bagian kota terbesar Yangon setelah granat kejut, gas air mata dan tembakan ke udara gagal memecah kerumunan.

Para tentara juga memperkuat Polisi untuk berjaga.

Baca Juga: Resmi Ditetapkan KPK sebagai Tersangka, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Ngaku Tak Tahu Adanya Praktik Suap

Beberapa orang yang terluka diangkut oleh sesama pengunjuk rasa, meninggalkan noda darah di trotoar.

Seorang dokter mengatakan, ada pria yang meninggal setelah dibawa ke rumah sakit dengan peluru yang bersarang di dadanya.

Seorang wanita meninggal karena serangan jantung, yang dicurigai setelah polisi membubarkan protes guru Yangon dengan granat setrum.

Baca Juga: Seolah Tak Percaya Nurdin Abdullah Terjerat Korupsi, Abdillah Toha: Godaan Kekuasaan Itu Dahsyat

Polisi juga melepaskan tembakan di Dawei di selatan, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya.

Outlet media Myanmar Now melaporkan dua orang tewas dalam protes di kota kedua Mandalay.

Polisi dan juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menanggapi panggilan telefon untuk meminta tanggapan.

Baca Juga: Orang Jakarta Protes Soal Perpres Investasi Miras, Ferdinand Hutahaean: Mereka Lupa Pemda DKI Punya Saham Bir

Polisi membubarkan protes di kota-kota lain, termasuk Lashio di timur laut dan Myeik di selatan jauh.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x