Tingkat Bunuh Diri di Jepang Meningkat Selama Pandemi, PM Yoshihide Suga Tunjuk Menteri Kesepian

- 23 Februari 2021, 13:46 WIB
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjuk Menteri Kesepian karena tingkat bunuh diri meningkat di tengah pandemi.*
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjuk Menteri Kesepian karena tingkat bunuh diri meningkat di tengah pandemi.* //Instagram/@suga.yoshihide

PR CIREBON – Jepang menunjuk Menteri Kesepian yang ditujukan untuk mencoba memerangi tingkat bunuh diri yang banyak terjadi di tengah pandemi Covid-19.

Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto, seorang anggota kabinet yang sudah mencoba meningkatkan angka kelahiran negara itu, ke jabatan tersebut.

Suga mencatat, awal bulan ini bahwa wanita Jepang khususnya telah berjuang melawan depresi sejak pandemi virus Corona dimulai sekitar setahun yang lalu.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Anies Baswedan Jelaskan Sebab Banjir DKI Jakarta hingga Covid-19 Dapat Merusak Mata

Hampir 880 wanita bunuh diri di negara itu sendiri pada bulan Oktober, meningkat 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Wanita khususnya merasa lebih terisolasi dan menghadapi peningkatan angka bunuh diri," kata Suga pada pertemuan yang mengumumkan jabatan baru itu, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post.

"Saya ingin Anda memeriksa masalah ini dan mengajukan strategi yang komprehensif," lanjut Suga kepada Menteri Kesepian yang baru.

Baca Juga: 500 Ribu Warga AS Meninggal karena Covid-19, Joe Biden: Lebih Banyak Dibanding Kematian Perang Dunia

Sakamoto kemudian mengatakan, ia berharap untuk mempromosikan kegiatan yang mencegah kesepian dan isolasi sosial serta melindungi hubungan antar manusia.

Dia akan mulai mencoba untuk melakukan koordinasi yang lebih baik antara badan-badan pemerintah dan membentuk forum darurat untuk membahas berbagai masalah.

Pakar bunuh diri Jepang, Michiko Ueda, mengatakan bahwa sebagian dari masalah bunuh diri di negara itu karena semakin banyaknya wanita lajang yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 23 Februari 2021: Capricorn, Aquarius, dan Pisces Beberapa Ikatan Mungkin akan Putus

“Banyak wanita yang tidak menikah lagi. Mereka harus menopang kehidupan mereka sendiri, dan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap.

"Jadi ketika sesuatu terjadi seperti pandemi, tentu saja, mereka akan terkena dampak yang sangat keras,” sambungnya.

Lebih banyak milenial Jepang, secara umum, hidup sendiri, dan menjadikan lingkungan kerja sebagai sumber utama sosialisasi langsung mereka.

Baca Juga: Parlemen Kanada Keluarkan Mosi, Putuskan Tiongkok Lakukan Genosida Terhadap Muslim Uighur

“Sebelum pandemi, hari-hari biasa bagi mereka yang tinggal sendirian di perkotaan akan terlihat seperti ini: Mereka bekerja dari pagi hingga malam, minum setelah bekerja atau makan bersama teman-teman dan kemudian pulang ke rumah,'' kata Manjo Shimahara, seorang aktivis.

Ia mengatakan, pandemi telah membuat banyak orang lajang menyadari kenyataan tentang bagaimana mereka tidak mengenal siapa pun di lingkungan mereka atau memiliki bar lokal yang dapat mereka sebut sebagai tempat bersenang-senang.

Sementara itu, Inggris juga mulai menunjuk Menteri Kesepiannya pada tahun 2018 lalu.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x