Korban Tewas Akibat Ebola di Republik Demokratik Kongo Meningkat, Menkes: Warga Kurang Serius Tanggapi Wabah

- 22 Februari 2021, 13:40 WIB
Korban akibat wabah virus Ebola meningkat di Republik Demokratik Kongo.*
Korban akibat wabah virus Ebola meningkat di Republik Demokratik Kongo.* //Pixabay/Padrinan

"Beberapa keluarga dengan tegas menolak rumah mereka didesinfeksi atau mengadakan pemakaman yang bermartabat dan aman," kata dokter itu pada Minggu, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari TRT World.

"Orang belum mengerti bahwa Ebola muncul kembali. Semuanya belum jelas bagi mereka." imbuhnya.

Baca Juga: Khawatir Terjadi Bencana Kemanusiaan, Joe Biden Ingatkan Iran Soal Pembebasan Warga AS dan Aktivitas Nuklir

Diketahui, upaya vaksinasi diluncurkan Senin lalu, tetapi seperti wabah sebelumnya, orang-orang di wilayah itu meragukan keberadaan Ebola.

Mereka menolak langkah-langkah yang ditujukan untuk memeriksa penyebarannya, termasuk tidak menyentuh orang yang sakit dan tidak memandikan orang mati.

Epidemi ke-10, yang diumumkan pada 1 Agustus 2018, akhirnya diberantas pada 25 Juni tahun lalu setelah diperburuk oleh konflik bersenjata yang sedang berlangsung dan perlawanan terhadap tindakan anti-Ebola.

Baca Juga: Pengunjuk Rasa Myanmar Serukan Pemogokan Umum Terhadap Kudeta

Dengan lebih dari 2.200 kematian tercatat, itu dianggap yang paling serius dalam sejarah Ebola di DRC sejak tinju momok muncul pada tahun 1976, dinamai berdasarkan sebuah sungai di bekas koloni Belgia, yang pada saat itu dikenal sebagai Zaire.

Wabah virus ke-11, yang diyakini dibawa oleh kelelawar, diumumkan pada November setelah merenggut 55 nyawa di provinsi barat laut Equateur.

Ebola menyebabkan demam parah dan, dalam kasus terburuk, pendarahan tak terbendung.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah