Kebakaran Hutan di Australia Bikin Kalangkabut, Pemerintah Minta Warga Abaikan Lockdown untuk Selamatkan Diri

- 4 Februari 2021, 08:03 WIB
Ilustrasi Kebakaran Hutan Australia
Ilustrasi Kebakaran Hutan Australia /Pixabay/Gerd Altmann

PR CIREBON – Kebakaran hutan yang terjadi didekat Perbukitan Perth, Australia sempat membuat warga sekitar kalangkabut.

Pasalnya, kebakaran hutan ini cukup besar bahkan sedikitnya 71 rumah hancur dalam kebakaran hutan yang tak terkendali di dekat kota terbesar keempat Australia tersebut.

Beberapa peringatan darurat dikeluarkan pemerintah Australia, dengan kondisi akan memburuk dan angin kencang yang diperkirakan akan mengipasi kebakaran hutan.

Baca Juga: Alat Deteksi Covid-19 'GeNose' Siap Dipakai Mulai 5 Februari, Menhub: Baru Stasiun Pasar Senen dan Tugu Jogja

Pemerintah dan pihak yang berwenang pun mengatakan kepada penduduk untuk mengabaikan lockdown virus Covid-19 dan meninggalkan daerah yang terancam.

Enam petugas pemadam kebakaran mengalami luka ringan - termasuk seorang yang menurut pejabat menderita luka bakar dan terus bekerja untuk memadamkan api - tetapi sejauh ini tidak ada korban jiwa atau cedera serius yang dilaporkan.

“Bagi orang-orang yang kehilangan rumah mereka, itu sangat menghancurkan bagi mereka. Pikiran kami tertuju pada mereka,” kata pemadam kebakaran Australia, seperti dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Arab News.

Baca Juga: Fadli Zon Pamer Bertemu Prabowo Subianto, Beberkan Kondisi sang Menhan

Kebakaran menghantam populasi yang baru saja diisolasi setelah kasus virus Covid-19 terdeteksi. Sekitar dua juta orang di sekitar Perth jatuh di bawah perintah tinggal di rumah yang diberlakukan pada hari Minggu.

"Ini adalah situasi yang belum pernah kami lihat sebelumnya," kata Perdana Menteri Australia Barat Mark McGowan.

Kondisi ini dinilai sangat miris dan mengerikan dimana saat mereka tengah menjalani penguncian ketat namun dikejutkan dengan kebakaran yang tak terkendali.

"Penguncian penuh dan kebakaran hutan yang mengamuk. Itu menakutkan dan itu akan menguji kita semua." ujarnya.

Tidak ada kasus virus baru yang terdeteksi sejak penguncian dimulai, tetapi jumlah rumah yang hilang diperkirakan akan sedikit meningkat.

Baca Juga: Beberapa Hari Sebelum Kudeta, Myanmar Rupanya Terima Gelontoran Dana Bantuan Sebesar Rp4,9 Triliun dari IMF

Ketika titik api semakin mendekati daerah yang lebih padat penduduknya, Klemm meminta penduduk setempat untuk bertindak cepat untuk menghindari kobaran api yang berpotensi mematikan meskipun ada pembatasan virus Covid-19.

“Yang tidak kami inginkan adalah keragu-raguan dari masyarakat tentang apakah mereka harus mengungsi atau tidak ketika kami meminta mereka untuk mengungsi,” katanya.

“Sehingga evakuasi mengesampingkan persyaratan karantina yang mungkin dimiliki orang.”

Ratusan orang telah meninggalkan daerah itu sejak kebakaran hutan terjadi, dengan banyak yang tidur di pusat-pusat evakuasi semalaman. ***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x