Tolak Kemudikan Pesawat ke Israel, Pilot Maskapai Emirates Ditangguhkan

- 14 Januari 2021, 14:18 WIB
Emirates Airlines tangguhkan pilot mereka karena menolak penerbangan ke Israel.*
Emirates Airlines tangguhkan pilot mereka karena menolak penerbangan ke Israel.* /Twitter.com/@emirates

PR CIREBON - Maskapai penerbangan Uni Emirat Arab telah menangguhkan pilot mereka yang berkebangsaan Tunisia karena menolak menerbangkan pesawat ke Israel.

Monem Sahib, al-Taba yang bekerja di Emirates mengungkapkan bahwa aktivitasnya sebagai pilot ditangguhkan karena penolakannya untuk mengemudikan perjalanan ke Tel Aviv.

Dalam sebuah postingan di halaman Facebooknya, al-Taba menulis kalau aktivitasnya sebagai pilot di Emirates Airlines ditangguhkan lantaran dia menolak untuk ikut berpartisipasi dalam penerbangan ke Tel Aviv.

Baca Juga: Soal Kasus Penyiksaan Anak di Korea Selatan yang Viral, Tersangka Didakwa dengan Pasal Pembunuhan

"Hanya Tuhan yang menjaga saya. Saya tidak menyesali apa yang saya lakukan," katanya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al-Jazeera pada Rabu, 13 Januari 2021.

Emirates Airline mengumumkan pada tahun lalu bahwa penerbangan langsung setiap hari ke Tel Aviv akan mulai dioperasikan pada Maret 2021, setelah normalisasi hubungan antara UEA dan Israel pada Agustus.

Dalam pernyataannya kepada pers lokal, al-Taba menuturkan kalau penangguhannya menunggu penampilannya di depan komite disiplin.

Baca Juga: Donald Trump Kembali Dimakzulkan, DPR AS: Dia Harus Pergi, Menghadirkan Bahaya Bagi Bangsa Kita

Ia juga telah menutup akun Facebook, setelah mendapat tekanan dari Emirates, akibat unggahan terakhirnya tersebut.

Banyak politisi Tunisia yang memuji sikap al-Taba yang dianggap anti-normalisasi itu.

Wakil pemimpin partai Ennahdha, Hayet Omri, menulis di halaman Facebooknya bahwa sikap dari al-Taba adalah sebuah kehormatan dan kebangaan.

Baca Juga: Kim Yo Jong Geram Parade Militernya Dilacak Korsel: Perilaku Buruk Mereka Peringkat Teratas Dunia

Mahdi Abdel-Gawad, pemimpin partai Long Live Tunisia, mengatakan sikap moral pilot adalah bukti bahwa perjuangan Palestina masih ada di hati banyak orang Tunisia.

"Banyak yang akan bersukacita atas langkah berani kapten Tunisia itu," katanya di halaman facebooknya.

“Memang benar bahwa tindakan ini adalah bukti nyata dari status masalah Palestina di benak orang Tunisia, tetapi dalam praktiknya itu akan memiliki konsekuensi yang dapat menyebabkannya kehilangan pekerjaan," lanjutnya.

Baca Juga: Pejabat PBB Sebut Teroris Kini Manfaatkan Pandemi Covid-19 untuk Picu Aksi Ekstremisme

Bahrain, Sudan, dan Maroko juga telah menormalisasi hubungan dengan Israel.

Tunisia sebelumnya telah menyatakan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel, dan bahwa posisinya pada hak-hak sah Palestina tidak akan terpengaruh oleh perkembangan internasional apapun.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x