CEO FireEye Dapat Surat Misterius, FBI Duga Dikirim dari Rusia

- 12 Januari 2021, 14:32 WIB
Logo FBI
Logo FBI /FBI/

PR CIREBON - FBI tengah menyelidiki kartu pos yang dikirimkan secara misterius ke rumah kepala eksekutif firma keamanan siber FireEye.

Kiriman itu diterima beberapa hari setelah ditemukannya bukti awal dari dugaan operasi peretasan Rusia pada lusinan lembaga pemerintah Amerika Serikat dan perusahaan swasta AS.

Pejabat AS yang mengetahui mengenai kartu pos itu menyelidiki apakah kartu dikirim oleh orang-orang yang berkaitan dengan dinas intelijen Rusia.

Baca Juga: Kemenhub Sebut Sriwijaya Air SJ 182 Layak Terbang, Analis: Umur Pesawat Bukan Penentu Keselamatan

Karena waktu dan isi kartu pos tersebut menunjukkan informasi internal tentang peretasan yang terjadi tahun lalu, jauh sebelum diungkapkan kepada publik.

Moskow menangkis tuduhan keterlibatan mereka dalam peretasan, yang disebut secara terbuka oleh Badan Intelijen AS dikaitkan dengan aktor negara Rusia.

Kartu pos tersebut memuat logo FireEye, ditujukan kepada CEO Kevin Mandia, dan mempertanyakan kemampuan perusahaan yang berbasis di Milpitas, California itu untuk secara akurat menghubungkan operasi dunia maya dengan pemerintah Rusia.

Orang-orang yang telah melihat isi kartu pos tersebut meringkas isinya, dikatakan isinya bertuliskan "Hey lihat orang Rusia!" dan "Putin berhasil!".

Baca Juga: Minta Polri Usut Kepemilikan Senpi Laskar FPI, Ferdinand Hutahaean Ajukan Tiga Poin Pokok

Pesan buram itu sendiri tidak membantu FireEye untui menemukan pelanggaran yang terjadi, tetapi mereka tiba pada tahal awal penyelidikan.

Hal itu membuat orang-orang yang mengetahui perihal permasalahan tersebut percaya kalau pengirimnya mencoba untuk menjebak, atau mendorong perusahaan untuk keluar jalur dengan cara mengintimidasi seorang eksekutif senior.

FBI tidak memberikan komentar apapun. Seorang perwakilan FireEye menolak untuk membahas kartu pos tersebut.

Seorang peneliti disinformasi dari Rand Corporation, Todd Helmus, menerima kartu pos serupa pada tahun 2019, berdasarkan gambar yang diunggah Helmus ke Twitter.

Baca Juga: Hapus WhatsApp, Militer Turki Pindahkan Sistem Pesan ke Aplikasi Lokal

Helmus, yang mempelajari propaganda digital, mengatakan dia menerima kartu pos setelah bersaksi kepada Kongres tentang taktik disinformasi Rusia.

FireEye menemukan kampanye peretasan di Rusia, dikenal sebagai 'Solorigate', dengan cara itu mereka memanfaatkan kerentanan rantai pasokan informasi di perusahaan manajemen jaringan Solarwinds, karena adanya indikasi login dari perangkat yang tidaj wajar dari dalam jaringan FireEye.

Login aneh tersebut memicu peringatan keamanan dan penyelidikan selanjutnya, yang mengarah pada operasi tersebut.

Baca Juga: Kecelakaan Pesawat Masih Terjadi di Indonesia, Media Asing: Ada Kemajuan Nyata Kualitas Penerbangan

FireEye bekerja sama dengan Microsoft untuk menentukan bahwa infiltrasi di FireEye sebenarnya mewakili kampanye peretasan, yang melanda setidaknya delapan lembaga federal termasuk Departemen Keuangan, Negara Bagian, dan Perdagangan.

Saat kartu pos dikirim, FireEye belum menentukan siapa yang berada di balik serangan siber tersebut.

Seseorang yang akrab dengan penyelidikan kartu pos mengatakan kalau itu bukan pedoman SVR yang biasa dipakai Rusia, tetapi waktu berubah dengan cepat.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Selasa, 12 Januari 2012, SVR adalah singkatan dari Foreign Intelligence Service of Russia.

Seorang mantan pejabat intelijen AS mengatakan kartu pos itu mengingatkannya pada misi publik, yang sekarang oleh Komando Siber AS, di mana mereka mengirim pesan pribadi ke peretas Rusia menjelang pemilihan kongres 2018 di Amerika Serikat.

Baca Juga: PPPI Minta Masyarakat Tunggu Evaluasi KNKT soal Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air

"Pesannya kemudian dari AS adalah 'awasi punggung Anda, kami melihat Anda' mirip dengan di sini," kata mantan pejabat itu.

Tingkat kerusakan atas peretasan tersebut masih belum jelas.

Email milik pejabat senior dicuri dari jaringan tidak rahasia di Departemen Keuangan dan Perdagangan.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x